Ragam  

Integrasi Pelabuhan, Teluk Bayur Kian Penting di Barat Sumatera

Kapal bersandar di Pelabuhan Teluk Bayur. Doeloe dan sekarang, Teluk Bayur tetap menjadi pelabuhan penting di Indonesia. (givo)

Transformasi Menjadi Pelabuhan Terkemuka

Sejalan dengan impian Pelindo II (Persero) /IPC seperti dinyatakan Dirut Pelindo II, Elvyn G Masasya untuk menjadikan perusahaan itu sebagai operator pelabuhan kelas dunia tahun 2020 dan sebagai trade facilitator 2024, Pelindo II Teluk Bayur pun sejak beberapa tahun terakhir telah mulai bertransformasi. Pelabuhan Teluk Bayur saat ini telah memiliki standar prosedur pelayanan berdasarkan ISO 9001:2015. Dilengkapi dengan berbagai peralatan modern yang mampu melayani berbagai jenis barang , baik curah seperti batubara, semen, klinker, CPO maupun komoditas yang menggunakan peti kemas seperti kayu manis, teh, molding, furnitur dan karet, yang merupakan komoditas ekspor unggulan ke Amerika Serikat, Eropa, Asia, Australia dan Afrika.

Jika sebelumnya kapal antre untuk sandar di dermaga bisa mencapai 3 minggu, kini setelah fasilitas pelabuhan dilengkapi dengan 4 unit lung crane (alat bongkar/muat peti kemas), 3 unit rubber tire gantry crane, serta tiga 3 unit jeep crane, tak ada lagi atrean bongkat muat peti kemas, alias zero waiting.

Dengan semangat ‘Teluk Bayur Bangkit’ yang diusung semenjak tahun 2018 lalu, Pelabuhan Teluk Bayur ingin mengembalikan masa kejayaannya dan bahkan hendak menuju pelabuhan terbesar, terkemuka dan termodern di Indonesia. Meski banyak hal yang harus dilakukan, di antaranya dengan membenahi dan menata fasilitas pelabuhan, memperluas akses pelabuhan Teluk Bayur dengan pelabuhan lokal maupun internasional serta meningkatkan kinerja SDM.

Pembenahan fasilitas di Teluk Bayur di antaranya dengan memperluas dermaga yang saat ini panjangnya 1,4 km dan dapat dikembangkan lagi menjadi 2 km dengan luas lahan 86,24 hektare. Teluk Bayur juga sudah memiliki sejumlah gudang modern dan menuju lima terminal, yakni terminal peti kemas, terminal curah cair, terminal semen, terminal batu bara, dan terminal multipurpose. Fasilitas terminal curah cair milik mitra PT AAJ dengan daya tampung hampir 1 juta ton per tahun juga tengah dibangun.

Pelindo II Teluk Bayur pun segera menerapkan digitalisasi layanan secara penuh. Dalam layanannya, dibentuk Unit Pengendali Layanan Operasional yang memastikan bahwa semua kegiatan layanan selama kegiatan operasional berlangsung dapat berjalan baik dan lancar.

Dengan pembenahan yang dilakukan, Pelindo II Teluk Bayur optimis menuju pelabuhan dengan kontribusi terbesar ketiga di lingkungan Pelindo II setelah Tanjung Priok dan Panjang. Apalagi dengan telah terjalinnya kerja sama port to port dengan pelabuhan di India dan Australia.

GM IPC/Pelindo II Teluk Bayur Wardoyo pun berkomitmen untuk meneruskan semangat Teluk Bayur Bangkit dari pendahulunya. Menjadikan IPC Teluk Bayur sebagai Pelabuhan Kelas Utama dalam operasional layanan dan jasa.

Teluk Bayur Bangkit adalah semangat Pelindo II Teluk Bayur sekaligus semangat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mengembalikan kejayaan pelabuhan yang dulunya menjadi pusat perdagangan Indonesia ke negara-negara seperti Samudra Hindia, Eropa dan Amerika. Dulunya, pelabuhan itu berdenyut terus tanpa henti. Kini, dengan berbagai pembenahan, digitalisasi dan integrasi pelabuhan, denyut itu akan kembali bergairah. (*)