Dharmasraya – Ikatan Warga Payakumbuh 50 Kota ( Iwapaliko ) Provinsi Sumatera Barat yang merantau atau berdomisili di Kabupaten Dharmasraya sambut kedatangan Bulan 1 Rajab 1446 Hijriah dengan doa bersama, Selasa (31/12/2024) malam. Kegiatan ini bertepatan pula dengan pergantian tahun masehi 2024- 2025.
Kegiatan menyambut Bulan Rajab 1446 Hijriah ini diawali dengan mengikuti kajian tausiah agama di Mushallah Istiqomah, Jorong Pasa, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung. Usai kajian tausiah agama, warga perantau asal Payakumbuh 50 Kota berkumpul di salah satu rumah warga di Kenagarian Sungai Dareh, Pulau Punjung dalam rangka doa bersama yang dipimpin oleh Son Hendrik.
Hadir pada kesempatan Ketua Iwapaliko Roni Aprianto, Penasehat, Yusrizal, Humas Maiserman, Adi Putra Alias Ipul, Bundo Kanduang, urang sumando, remaja, anak- anak dan puluhan anggota lainnya.
Acara tersebut juga diisi pula dengan makan bersama, menyuguhkan menu sederhana berupa ikan bakar, sambel cabe merah, cabe hijau lengkap dengan lalapan rebusan daun singkong, terong, pucuk pepaya dan buah mentimun.
” Malam ini kita berkumpul disini bukan dalam rangka menyambut tahun baru 2025, akan tetapi dalam rangka menyambut datangnya bulan mulia, bulan istimewa dalam islam, yakni Bulan Rajab yang jatuh pada Hari Rabu 1 Januari 2025,” ungkap Ketua Iwapaliko di sela- sela acara tersebut.
Lanjut Roni, Iwapaliko ini mulai dibentuk pada tahun 2000 lalu. Kemudian pakum atau terhenti yang disebabkan karena banyaknya anggota yang tidak aktif. Kemudian diawal tahun 2019 didirikan lagi oleh beberapa orang, dan alhamdulillah sampai detik ini berjalan sukses dengan jumlah anggota yang terdaftar lebih kurang 100 KK.
“Mari sama- sama kita jaga keutuhan Iwapaliko ini dengan terus mempererat silaturahmi dan menjaga kekompakan. Hindari hal- hal yang memicu perpecahan seperti hutan piutang, berbicara yang menyinggung perasaan kawan dan lain sebagainya. Salah satu penyebab pecahnya organisasi adalah masalah hutang piutang sesama kita, dan berbicara yang tidak elok atau bergurau berlebihan. Boleh berhutang, bayar, boleh bergurau lihat- lihat kondisi,” terangnya.
Roni Aprianto menambahkan, seperti kegiatan malam ini. Menu makanan yang dinikmati bersama biayanya berasal dari iuran anggota.
“Konsep yang kita tanamkan dalam setiap iuran kegiatan adalah sedekah. Jangan sampai ada yang merasa rugi atau dirugikan. Begitu juga sebaliknya, jangan sampai ada yang diuntungkan dan merasa beruntung. Contohnya malam ini, kita iuran dengan jumlah yang sama, tapi menikmati dengan jumlah yang berbeda. Ada yang datang hanya sendiri dan ada yang datang membawa keluarga, anak- anak, istri dan suami. Semoga allah memberikan berkah dan membalas dengan balasan setimpal dari sebagian rezeki yang kita sedekahkan, Aamiin..,” pungkasnya. ( roni )