JAKARTA-Anggota DPR asal daerah pemilihan Sumatera Barat II, Hj. Nevi Zuairina, dalam rangka merayakan Hari Ibu tanggal 22 Desember nanti, menghadiri silaturahim yang diadakan oleh komunitas perempuan Minang di rantau yang bernama Indojalito. Komunitas ini sudah berumur 22 tahun dan tetap eksis yang menunjukkan kesolidan perempuan Minang di tanah rantau.
“Alhamdulillah kita para perempuan Minang masih tetap terus menjaga silaturahmi, meningkatkan soliditas dan sekaligus memperkuat rasa persaudaraan. Momen Hari Ibu menjadi sarana pertemuan kita sambil memaknai hari ibu sebagai kekuatan utama tegaknya sebuah keluarga, juga sekaligus bertukar pikiran dan pengalaman yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan peserta yang hadir”, tutur Nevi.
Legislator Sumbar yang duduk di Komisi VI DPR ini didaulat menjadi juri lomba pakaian terbaik yang menambah kemeriahan dan kehangatan acara hari ibu ini. Dengan dresscode Tenun Nusantara, Nevi dan seluruh komunitas Indojalito ini dijadikan juga lomba pakaian terbaik yakni Lomba Pakaian Baju Khas Minang dimana istri Gubernur Sumbar 2010 – 2021 (Irwan Prayitno) ini juga menjadi jurinya.
“Saya menyampaikan, setiap ibu yang ada di negeri ini akan menjadi blue print atau master dari situasi keluarga yang terbentuk dalam sebuah rumah tangga. Untuk itu, posisi strategis seorang ibu mesti dioptimalkan agar anak-anak yang ada dalam keluarga kita menjadi pribadi-pribadi yang kuat baik secara biologis maupun ideologis”, tutur Nevi.
Politisi PKS ini memandang, ibu memiliki peran penting di era pandemi Covid-19 ini. Sebagai perempuan, yang paling utama dilakukan di tengah keluarga dan masyarakat adalah bersyukur kepada Allah SWT karena kemuliaan yang diberikan-Nya. Bagaimana setiap insan perempuan Indonesia, harus dapat menyelami sejarah kehidupan para tokoh bangsa yang dapat menjadi tauladan bagi kaum perempuan Indonesia.
“Masyarakat yang baik lahir dari ibu yang baik. “Ibu (an-Nisa’) adalah tiang negeri” (al Hadist). Jika kaum perempuan dalam suatu negeri berbudi pekerti baik (shalihah), niscaya akan sejahtera negeri itu”, kata Nevi merujuk.
Aktivis perempuan PKS ini mengatakan rumah tangga sebagai extended family (inti keluarga besar) dalam budaya Minangkabau menjaga dan mencetak generasi bermoral, dengan filosofi yang jelas, Adat bersendi syarak – syarak bersendi Kitabullah. Kaum perempuan (bundo kanduang, pemilik suku) berperan mendidik, menjaga nikmat Allah.
Kaum lelaki (pemilik nasab), membentuk generasi berdisiplin. Kedua peran ini menjadi satu di dalam tatanan pergaulan masyarakat adat, dengan kekerabatan yang kuat.
“Semoga komunitas Indojalito ini semakin besar, dan juga dapat menjadi agen prubahan yang lebih baik bagi kaum wanita Minang di perantauan dan seluruh wanita Indonesia pada umumnya. Silaturahim kita makin kuat, dan semangat kekeluargaan kita juga kuat, yang pada ujungnya memberikan kontribusi pada negara pada bidang apapun mulai politik, ekonomi, sosial dan budaya”, tutup Nevi Zuairina. (*)