Istana Iskandariah Kuala Kangsar, Ipoh, Perak, Malaysia, Sabtu (27/5) malam, meriah. Di Istana resmi Raja Perak Darul Ridzuan itulah seluruh wartawan Malaysia dan perwakilan Asean yang akan memperingati Hari Wartawan Nasional (Hawana) 2023 dijamu santap malam oleh Sultan Perak Nazrin Shah Ibni Sultan Azlan Shah.
Tahun ini Ipoh, Ibukota Perak ketempatan peringatan Hawana 2023 yang diresmikan oleh PM Malaysia Anwar Ibrahim, di Casuarina Convention Center, Minggu (28/5) siang.
Sejak Sabtu pagi wartawan dari pelbagai pelosok Malaysia telah tiba di Ipoh mengikuti serangkaian kegiatan Hawana 2023 di kota itu. Ada pameran pers, seminar multimedia ” Media Forum 2023″, dan pelbagai kegiatan lain yang melibatkan interaksi dengan masyarakat. Media Forum mengangkat tema “The Future Of Media” berlangsung Minggu (28/5) dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia, Ahmad Fahmi Mohamed Fadzil. Satu sesi forum itu menampilkan 4 panelis, antaranya dari Indonesia, M Taufiqurrahman (Pemred Jakarta Post) bersama pimpinan media setempat Nicholas Sagau, M Kadri Taib, dan Sheila Shanmugam.
Hawana -semacam Hari Pers Nasional di Indonesia- baru untuk ketiga kali diselenggarakan wartawan Malaysia, dimulai 2018, di masa pemerintahan PM Najib Razak. Sempat terhenti karena pergolakan politik di negeri jiran itu, juga oleh pandemi Covid-19. Yang kedua, diselenggarakan tahun lalu di Melaka yang diresmikan oleh PM Perdana Menteri Seri Ismail Sabri Yaakob.
Tiga kali penyelenggaraannya saya dan beberapa kawan wartawan dari Jakarta diundang mengikuti langsung peringatan hari wartawan Malaysia itu. Hawana mengabadikan hari kelahiran surat kabar “Utusan Melayu” 29 Mei 1939. Utusan Melayu adalah surat kabar pertama berbahasa Melayu, yang sepenuhnya dimiliki, dibiayai dan dikerjakan oleh Bumi Putera (pribumi).
Hawana 2023 Istimewa
Menarik mengikuti sejarah koran Utusan Melayu karena ternyata modal penerbitan koran itu hasil patungan para guru, nelayan dan supir taksi. Datuk Zakaria A. Wahab, wartawan senior Malaysia menjemput kami di KLIA Sabtu (26/5) pagi dan satu mobil ke Ipoh, Perak. Mantan Pemred Kantor Berita Bernama Malaysia dan Penasihat/Pendiri ISWAMI ( Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia -Indonesia) menceritakan ihwal Hawana. Dalam satu kesempatan di depan rombongan delegasi Indonesia, Asro Kamal Rokan, Arifin Asydhad, Uni Z Lubis, Taufiqurrahman, Syamsuddin, serta Prof OK Saidin SHMhum (Guru Besar Fakultas Hukum USU) dan Faris Saleh (Univ Amir Hamzah Medan), Zakaria bercerita Hawana diilhami oleh peringatan Hari Pers Nasional di Indonesia. Ia bersama rombongan wartawan Malaysia tiap tahun menghadiri HPN satu dasawarsa terakhir di berbagai kota di Indonesia.
“Rangkaian acara Hawana sekarang pun diilhami kegiatan HPN. Tinggal satu yang belum terealisai. Yaitu pembentukan Persatuan Wartawan Malaysia, seperti PWI di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam tulisan, “Sempena Hari Wartawan Nasional 2023: Ke Mana Arah Wartawan Malaysia?” Zakaria menulis setelah PWM disetujui pemerintah, kini tinggal memilih pengurusnya.
“Ini tidak mudah, karena wartawan di Malaysia sudah memiliki masing-masing organisasi menurut minat dan perhatiannya. Tapi kami optimis pengurus PWM segera terbentuk,” harapnya.
Dibandingkan dua kali sebelumnya, Hawana tahun ini istimewa. Tamu undangan dijamu langsung oleh Raja Perak Sultan Nazrin Shah di Istananya seluas dua hektar yang dibangun tahun 1933. Istana itu merupakan Istana resmi Raja-Raja Memerintah negeri Perak Darul sejak tahun 1933. Terletak di Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Istana Iskandariah menjadi mercu tanda bagi sistem Raja Berperlembagaan dan Kesultanan Negeri Perak.
Ariyati dan Widuri
Jamuan malam Sultan diiringi lagu-lagu Indonesia, selama acara berlangsung. Lagu “Aryati” atau “Widuri yang dinyanyikan amat merdu membuat kami serasa di Tanah Air. Lagu-lagu itu dibawakan oleh grup musik “Begema 5 Batak Band”. Lima awaknya : Anggie, Yoyok Adiwaluya, Hilman Siregar, Darwin Nababan, Winter Siregar.