PADANG – Pengamat dan pemerintah kembali mengingatkan potensi bencana gempa di pusat Megatrust Kabupaten kepulauan Mentawai. Diperkirakan energi di Megatrust belum lepas semuanya meski rentetan gempa yang melanda wilayah Sumber belakangan.
“Dikhawatirkan aktivitas gempa di pinggiran megatrusht ini, pertanda untuk potensi kejadian gempa yang lebih besar. Kita harapkan tidak terjadi dalam waktu dekat. Meskipun secara hukum alam, cepat atau lambat akan terjadi juga. Kita harapkan kita masih punya waktu untuk siap-siaga,” ungkap Peneliti Gempa dan Tsunami dari LIPI, Danny Hilman Natawidjaja, saat rapat kordinasi dengan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (6/2) di Aula Kantor Gubernur Sumbar.
Dalam kesempatan itu, Ketua Pokja Geologi PuSGeN (Pusat Studi Gempa Nasional) ini juga mengungkapkan, gempa di pusat megathrust ini bisa pecah dengan skala 8,8 SR maksimum. Megathrust Mentawai adalah satu-satunya segmen yang belum lepas, setelah terjadinya rentetan gempa megathrust sejak gempa dan tsunami di Aceh 2004. Jika gempa ini terjadi, tinggi tsunami di Pantai Sumbar berkisar antara 5–10 meter.
Kesiapsiagaan menurutnya, harus dinaikan tingkatnya. Makin hari makin baik dan makin kuat. Jangan musiman, yang makin hari makin melempem. Khusus masyarakat di pinggir pantai, harus paham betul ancaman itu masih ada.
Kepala BNPB, Letjend TNI Doni Munardo mengatakan, pandangan peneliti dan pakar gempa serta tsunami ini harus dicermati. Di Indonesia, wilayah yang aman dari tsunami hanya ada di Sumatera bagian Timur dan Selatan bagian Utara. Selain itu, juga ada Kalimantan Barat dan Selatan, Pantai Utara Pulau Jawa. “Kita di Sumbar harus sadari hidup di patahan lempeng dan di atas cincin api,” tegasnya.
Karena itu, upaya kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal berjarak 2,5 kilometer dari pantai, harus ada tanda-tanda zona bahaya tsunami, agar masyarakat lebih merasa siap.
Doni juga berharap, Gubernur Sumbar bersama Pangdam dan Kapolda siap bekerjasama yang tergabung dalam tim satgas nantinya, untuk mengantisipasi terjadinya gempa dan tsunami.
Gubernur Sumbar juga harus siapkan seluruh kepala sekolah, untuk membekalinya dengan mitigasi bencana. Termasuk juga Dharma Wanita. Gubernur juga harus menyiapkan Pergub dan bupati juga menyiapkan perbup, untuk program pelatihan mitigasi bencana melalui dana desa.
“Melalui dana desa juga dialokasikan untuk latihan kesiapan siagaan,” harapnya. (yose)