LIMAPULUH KOTA – Jaringan Nurkhalis di tingkat Sumatera Barat dan nasional akan sangat membantu kemajuan Limapuluh Kota ke depannya, termasuk dalam menggaet anggaran dari pemerintah pusat.
“Beliau cerdas, pandai bergaul ke atas dan ke bawah. Jaringannya luas di tingkat nasional, apalagi Sumatera Barat, dan dekat dengan masyarakat Limapuluh Kota,” ujar Khairul Abas, salah seorang tokoh petani Limapuluh Kota.
Diharapkan, dengan jaringan tersebut akan berimbas baik terhadap pembangunan Limapuluh Kota ke depannya, terutama dalam menggaet anggaran dari pemerintah pusat dan menarik investasi.
“Apapun yang diprogramkan, tidak akan optimal tanpa dukungan pendanaan. Untuk itu diperlukan figur yang mampu untuk memaksimalkan dukungan anggaran itu. Potensi itu ada pada Nurkhalis,” tutur Kuranji Kecamatan Guguak ini.
Menurutnya, tidak banyak persoalan petani Limapuluh Kota sekarang. “Dari data yang ada, lahan persawahan ada 222 ribu hektare yang menghasilkan sekitar 300 ribu ton padi tiap tahunnya. Kita ambil saja angka 150 ribu ton beras dari produksi padi itu per tahun. Sebanyak 50 ribu ton sebagai konsumsi masyarakat Limapuluh Kota dan sisanya 100 ribu dikirim ke Riau,” katanya.
Artinya ada surplus beras di Limapuluh Kota. Demikian juga dengan jagung. Tetapi khusus jagung, belum bisa dikual ke luar karena populasi ayam petelur dan ayam daging di Limapuluh kota mencapai 16 juta ekor.
Sementara soal pupuk, kesulitan masyarakat mendapatkan pupuk subsidi sesuai kebutuhan. Masalahnya karena Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang terus turun. “Ini soal pengambilannya, dan distribusi,” kata ayah lima putra dan putri tersebut.
Menurutnya, yang diperlukan ke depan adalah terobosan. Khusus soal bibit pertanian selama ini didatangkan dari luar Sumbar. “Seharusnya bibit itu dikembangkan di daerah kita ini. Berdayakan anak-anak muda untuk pembibitan. Petani cukup pembeli bibit di daerah kita, toh harganya akan jauh lebih rendah dibandingkan dibeli dari luar. Perputaran uang juga di sini. Selama ini, habis panen beli bibit ke luar, sehingga uang larinya ke luar,” katanya.
Dengan diberdayakan anak-anak muda seperti itu, mereka pun berpenghasilan, dan apa yang diinginkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Ferizal Ridwan-Nurkhalis untuk mengajak anaka-anak muda jadi petani akan kesampaian.
Apalagi selama ini Nurkhalis sudah melakukan hal itu di sejumlah daerah di Sumatera Barat bersama Gerakan Pemuda Tani yang digawanginya bersama anak-anak muda Ranah Minang.
Terobosan lainnya adalah membentuk klaster-klaster budidaya tanaman yang sudah langka di Limapuluh Kota, seperti klaster kedelai, kacang tanah, padi pulut dan lainnya yang nilai ekonominya tinggi. “Petani perlu dibimbing untuk hal ini, karena kebutuhan akan produk pertanian ini cukup tinggi. Sementara petani kita tidak menghasilkan produk-produk tersebut,” katanya.