PADANG – Tak terasa Jumat Berkah Berbagi (JBB) kerjasama Masjid Al Quwait dengan Rumah Gadang Basamo (RGB) telah berjalan selama 25 pekan.
Kegiatan sosial untuk menyantuni anak yatim non panti asuhan ini telah memberikan manfaat besar bagi penerima. Jumlah donatur pun tidak lagi sebatas RGB tempat bernaungnya para Alumni SMA 1 Padang tamatan 1987.
Koordinator JBB, Herwaty Taher mengungkapkan, selain donatur perorangan yang ikut memberi perhatian, beberapa lembaga sosial, juga memberi perhatian.
“Bahkan, Jaringan Pemred Sumbar (JPS) dan Dompet Dhuafa Singgalang telah ikut berpartisipasi memberikan bantuan untuk anak-anak yatim, khususnya yang tinggal di Kelurahan Banuaran Nan XX, Kecamatan Lubuak Bagaluang, Kota Padang ini,” ujar Herwaty Taher yang juga Ketua RT 01 RW 10 Kelurahan Banuaran Nanti XX ini.
Sementara, Japnas Berbakti dan Laznas Rumah Yatim juga telah melihat secara langsung penyerahan bantuan untuk anak yatim yang dikemas dalam program JBB ini.
“Japnas Berbakti yang merupakan lembaga sosial kumpulan pengusaha yang tergabung dalam Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) hadir saat penyerahan santunan pendidikan pada Jumat 2 Juli lalu. Sedangkan Laznas Rumah Yatim yang diwakili Nando hadir saat JBB pekan 23, tanggal 3 September,” ujar salah satu mualaf yang akrab dipanggil Cece ini.
Herwaty Taher menambahkan, JBB juga telah menjalar pada kaum dhuafa.
“Sebelum Jumat pada JBB pekan ke 24 kita juga telah salurkan bantuan sembako untuk 2 keluarga dhuafa. Bantuan berasal dari Dompet Dhuafa Singgalang,” ujar Cece yang juga mendapat amanah mengurus Hubungan Sosial Kemasyarakatan di Struktur Pengurus Masjid Al Quwait ini
Sementara, Penanggung Jawab JBB, Saribulih bersyukur kegiatan ini berlanjut secara berkesinambungan. Bahkan sampai Jumat (17/9/2021) sudah berlangsung sebanyak 25 kali.
“Ke depan kita berharap tidak lagi sekedar santunan dalam uang, snack dan nasi saja. Mudah mudahan juga dalam bentuk kebutuhan sekolah, seperti pakaian, tas, alat tulis dan lainnya. Karena, mereka akan ke sekolah lagi mengikuti proses belajar mengajar secara tatap muka. Alhamdulillah, juga sudah ada donatur yang akan membantu tas. Semoga ada juga para donatur yang akan menyumbangkan kebutuhan sekolah lainnya,” ujar Saribulih yang juga praktisi pendidikan ini.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekedar penyerahan santunan pada anak yatim dan kaum dhuafa. Lebih dari itu, untuk merangkul penerima agar dekat dengan masjid.
“Kalau sekedar menyerahkan bantuan, bagusnya diantar ke rumah penerima. Tapi, kita berharap para penerima merasa lebih dekat dengan masjid. Selain itu, kita ingin mengembalikan masjid seperti di zaman Rasulullah. Yakni, sebagai pusat kegiatan ummat,” ujarnya. (rel)