Jejak Digital Rachmat Gobel

Persis seperti hadis Nabi, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Di dalam buku yang saya sebut sebagai jejak digital Rachmat Gobel, kita bisa mengikuti kiprah mantan Menteri Perdagangan ini memberdayakan masyarakat golongan ekonomi menengah.

Hanya saja, sayang penerbit Buku Republika, tidak mengemas cetakan buku ini sekinclong kiprah Rachmat Gobel. Pilihan kertas tidak menopang foto-foto illustrasi yang mestinya bisa lebih bicara dibandingkan kata-kata. Padahal, sejak pengantar saja oleh kolumnis Fachry Ali, serta testimoni banyak tokoh, isinya “daging” semua.

Buku “Rachmat Gobel Membangun Kemakmuran” betapapun tetap menarik disimak.

Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia) yang kelak dijadikan sebagai hari kelahiran lembaga terhormat itu.

Berapa puluh ribu sudah tokoh masyarakat yang pernah berkantor di Senayan. Andaikata, sebagian saja menulis buku, membuat kesaksian seperti yang dilakukan Rachmat Gobel, rakyat niscaya akan memiliki kekayaan percikan pemikiran dari tiap individu anggota yang terhormat itu.

Rakyat pun bisa mengikuti perbenturan pemikiran dalam setiap kelahiran regulasi. Kita bisa mengenal secara mendalam bobot pemikiran tokoh-tokoh yang memperjuangkan rakyat. Sebebarnya, menulis memoar akan menolong mereka juga dari penyakit lupa sehingga sering ugal-ugalan mengutak atik konstitusi.

Sekurangnya, sebagai balasan atas perjuangan rakyat dan bayaran atas ongkos mahal yang kita belanjakan setiap pemilu. Bukan hanya secara materiil, tetapi bahkan korban jiwa ratusan meninggal pada Pemilu 2019 lalu. Rachmat Gobel, salah satu yang terpilih dari perhelatan akbar tiga tahun lalu itu.

“Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaat yang luar biasa”. Kata Fatima Mernisi. Dia seorang feminis Muslim yang berasal dari keluarga menengah di Fes yang banyak melahirkan karya tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. (*)