PULAU PUNJUNG – Akhirnya penantian panjang ribuan warga di seberang Sungai Batanghari terwujud sudah. Dimana akses vital bagi warga Kecamatan, Timpeh, Kecamatan Padang Laweh dan Kecamatan Sitiung, yakni jembatan selesai juga dibangun.
Bangunan yang akrab disebut Jembatan Pulai, dengan bentangan 200 meter itu adalah salah satu urat nadi perekonomian serta penghubung kawasan pemukiman dan perkebunan di tiga wilayah tersebut.
” Terimakasih Pak Bupati atas terealisasi Jembatan Pulai yang baru,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Timpeh, H.Sutrisno (63) kepada Topsatu.com, Selasa ( 22/9).
Menurutnya, jembatan yang baru menjadi obat penawar penyembuh sakit yang sudah menahun. Menjadi obat kesedihan menjadi tawa bahagia bagi ribuan warga di Timpeh, Padang Laweh dan Sitiung. Kondisi jembatan pulai yang lama sudah rapuh.
“Kami menahan haru bahagia karena beban yang kami rasakan menjadi warga kawasan permukiman produktif tapi minim dukungan infrastruktur, tidak dialami lagi oleh generasi penerus kami. Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk melahirkan karya besar seperti yang dilakukan pemimpinnya,” ucap tokoh masyarakat lainnya, Sukamto (48).
Menurutnya, ini juga bagian dari doa serta buah kesabaran puluhan ribu masyarakat. Keberadaan jembatan baru bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyaralat.
” Kini Dharmasraya telah memasuki proses Pilkada Serentak 2020. Bakal banyak muncul nada- nada sumbang yang menjadi pemicu perpecahan warga. Kami berharap warga tidak terprovokasi dan tetap fokus kepada kandidat yang telah memberikan bukti nyata serta peduli harapan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Walinagari Ranah Palabi, Kecamatan Timpeh, Salman Alfarizi, mengatakan, usai sudah penantian panjang 35.983 jiwa lebih warga tiga kecamatan yakni, Sitiung, Timpeh dan Padang Laweh.
“Jembatan pulai adalah akses vital sekaligus urat nadi perekonomian yang menautkan akses tiga kawasan permukiman berbasis perkebunan di daerah itu,” katanya.
Menurutnya, akses tersebut memiliki arti penting bagi masyarakat setempat dan memiliki fungsi strategis dalam pengembangan ekonomi kerakyatatan disamping bisa dikembangkan sebagai ruas penghubung antara Sumatera Barat dengan Riau melalui Dharmasraya dan Kuantan Sengingi.
“Sejarah mencatat, setidaknya masyarakat daerah itu sudah menantikan kelancaran akses pasca menuanya bangunan lama jembatan Bailey milik Detasemen Zeni Tempur (Denzipur) yang dipancangkan untuk pertama kalinya sejak satu dekade yang lalu,” terangnya.
Katanya, jembatan pulai yang batu adalah sebuah karya yang lahir dari ketulusan seorang Sutan Riska demi mewujudkan mimpi masyarakat.
” Karena bahagianya kami, beberapa orang mengusulkan kepada saya untuk menggelar syukuran di Nagari Palabi atas telah selesainya jembatan pulai yang baru,” pungkasnya. (roni)