MEDAN – Presiden Joko Widodo berharap Alquran khitab suci umat Islam benar-benar diamalkan. Jika itu sudah terjadi maka tidak ada lagi hoaks di negeri ini.
Demikian disampaikannya saat membuka pelaksanaan Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke 27 di Medan, Minggu (8/10). Ditekankannya, Alquran harus menjadi rahmatan lilalamin.
Pembukaan MTQ ke 27 Medan dipusatkan pada Sport center area, Jalan Williem Iskandar Medan Estate. Dari Sumbar hadir, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Sumbar, Damri Tanjung, Wakil Ketua LPTQ S. Budi Syukur, Kakanwil Kemenag Sumbar, Hendri.
Dikatakannya, Alquran sudah menjadi pedoman hidup bagi umat Islam, dari fase jahiliah, menjadi fase nur. Terang, benderang. Alquran menjadi petunjuk, memberikan penjelasan antara hak dan batil.
Juga petunjuk bagi ilmuan dan ahli untuk kemajuan teknologi. Diharapkan memanfaatkan MTQ untuk memahami isinya. “Jangan hanya menjadi lomba rutin tiap tahun, lomba membaca Alquran. Namun, membumikan Alquran dalam dunia nyata, kehidupan sehari-hari sebagai muslim,”pintanya.
Katanya, membaca Alquran melalui tajwid dan irama yang merdu. Rasa itu, akan memperkokoh aklakul kharimah, ide mulia untuk kemaslahatan. Sumber mata air, ukhuwah islamiah.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam laporannya mengatakan, pelaksanaan MTQ Nasional di Medan mendapatkan yang besar bagi Sumatera Utara. Suka cita, juga dirasakan umat beragama di Sumut.
Diungkapkannya, ada sekitar 1.550 kafilah dari 34 provinsi hadir
Sumut. Sebelum pembukaan, panitia juga sudah menggelar sejumlah rangkaian. Diantaranya, Muqri Sumut di Pentas Dunia. Berisikan Sumut menjadi lumbung qari/qariah. Selain itu Parade 1.000 hafizd.
Menag Lukman Hakim Syaifudin mengatakan, MTQ meningkatkan pemahaman Alquran. Urgensi MTQ tidak hanya baca Alquran saja. Namun banyak cabang lainnya, seperti Kaligrafi dan memahami kandungan Alquran.
Menurutnya, pada MTQ kali ini panitia dari Kementrian Agama sudah menerapkan sejumlah inovasi baru. Diantaranya, penggunaan IT untuk pendaftaran, aplikasi i- macrok (mengambil soal dengan darung), penjurian menggunakan pengumuman langsung dengan IT.
“Ini aplikasi adaptasi pada era digital. Perkembangan ilmu akan selalu dinamis dan adaptis sesuai perkembangan zaman. Kita juga sudah membuat kode etik dewan hakim, menjaga keluhuran Alquran,”sebutnya.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, berharap para qari/qariah Sumbar untuk berjuang maksimal. Selain itu juga harus fokus.