Hendri Nova
Wartawan Singgalang
“Ma… Bisa tolong dikirimkan agak lima kilo randang besok Ma…? Kawan-kawan banyak yang pesan. Kata mereka rasa randangnya enak sekali. Jadi sekalian cari uang sampingan Ma ?”
“Iya… hari ini juga mama kirim ya… uang hasil penjualannya nanti dipotong jatah bulanan ya…!” jawab Rosna pada anaknya yang menelepon dari Jakarta.
Sejak kuliah di Jakarta, anaknya Dewi itu lumayan gigih mencari tambahan uang belanja. Setiap randang yang ia kirimkan ke Jakarta, selalu ia promokan pada kawan-kawannya sekos. Alhasil, makin banyak yang mengorder, sehingga ia pun mendapat tambahan belanja.
Soal modal, Desi anaknya minta dipotong saja dari belanja bulanan. Jadi belanja bulanannya dalam bentuk randang saja, tiba di Jakarta sudah jadi uang di tangan anaknya itu.
Awalnya ia hanya meminta dua kilo, lalu meningkat menjadi lima kilo. Jika dijumlahkan dalam sebulan, anaknya bisa menjual sampai 50 kg randang pada kawan-kawannya.
“Randang yang dijual oleh pengusaha randang kemasan di Padang, rasanya tidak terlalu pedas. Tingkat pedasnya sudah disesuaikan dengan lidah nusantara,” kata Rosna.
Soal langganan, ia mengambil dua sampel di pengusaha Padang, yakni di Rumah Randang Padang dan di Rendang dan Dendeng Siti Nurbaya. Keduanya memiliki penggemar tersendiri, sehingga tak jarang ia mengirim dua jenis.
“Anak saya itu, memang selalu ingin mandiri. Belanja yang dikirimkan selalu ia jadikan modal, sehingga bisa menghasilkan uang tambahan. Alhamdulillah, banyak yang percaya padanya, karena pesanan sampainya satu hari saja bersama JNE,” ujarnya.