PADANG-Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengimbau para insyinyur di Indonesia meningkatkan profesionalisme sumber dayanya melalui penerapan teknologi cerdas demi mewujudkan kedaulatan industri di Indonesia.
Itu disampaikan Wakil Presiden RI, ketika pembukaan kongres Persatuan Insyinyur Indonesia (PII) ke-XXI di Grand Inna Muara Padang, Kamis (6/12).
Jusuf Kalla menegaskan tentang keprofesionalisme dari para insyinyur di Indonesia, mengingat selama ini peran mereka belum maksimal. Lihat saja, untuk pembangunan masih mendatangkan ahli keinsyinyuran dari luar negeri.
“Jangan dipakai lagi insinyur dari luar negeri untuk setiap pembangunan di Indonesia. Sebab kita sudah memiliki tenaga ahli di bidangnya,” tegas Jusuf Kalla didampingi Mentri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto ketika pembukaan kongkres PII.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga Hartarto juga memberikan tantangan para insinyur profesional, yakni 17 juta pertumbuhan SDM Industri 4.0 diberikan untuk manufaktur dan jasa. “Dengan rincian 4,5 juta jasa dan sisanya manufaktur. Potensi bisnis 150 miliar dolar, sampai tahun 2025. Itu merupakan suatu peluang opportunity bagi para insinyur profesionalisme,” tegasnya.
Peluang sudah ada. Demi mengingkatkan profesionalisme tersebut, Ketua PII Pusat, Suhermanto Dardak mulai membenahi anggotanya dengan cara meningkatkan profesionalisme sesuai dicantumkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014. Mulai dari sertifikasi dan register keinsinyuran.
“Seorang insinyur harus memiliki sertifikat kompetensi insinyur dan setiap insinyur yang akan melakukan praktik keinsinyuran di Indonesia harus memiliki surat tanda registrasi insinyur,” tegasnya.
Tak hanya itu, demi menghasilkan para insyinyur yang profesional, PII sudah melakukan kerjasama dengan 29 Perguruan Tinggi di Indonesia. “PII sejauh ini mendata ada 900 ribu orang yang mempunyai pendidikan insinyur namun tidak semua berprofesi sebagai insinyur. Dimana terdapat 14 ribu insinyur yang sudah profesional,” ucapnya.
Hal senada disampaikan, Ketua PII Sumbar, Is Prima Nanda. Ke depan insinsyur di daerah melengkapi diri dengan sertifikasi dan diregistrasi, karena sejauh ini masih banyak di antara mereka belum memaksimalkan kemampuan diri nya. Padahal jika melirik pada tahun-tahun sebelumnya, lulusan insinyur banyak peminatnya.
“Dulu profesi insinyur, profesi idola dan diminati generasi muda. Tapi sekarang kurang diminati,” tegasnya.
Kongres ini salah satu upaya memicu minat masyarakat kembali melirik profesi insinyur tentunya dengan sistim uji kompetensi diri menyosomg tantangan industri yang semakin kompleks.
Hal senada disampaikan, Ketua PII Kota Padang Nasirman Chan. “Dalam kongres ini, PII menargetkan akan ada 14 ribu insinyur profesional yang dimiliki Indonesia. Selain itu, insinyur juga harus menyesuaikan perkembangan zaman dengan hadirnya teknologi cerdas. Kedua hal tersebut untuk menyongsong revolusi industri 4.0,” jelas Aciak begitu sapaan akrab Nasirman Chan disela-sela pemilihan Wakil Ketua PII Pusat. Dalam kongres ada dua kandidat, yang akan bertarung. Yakni I Made Tangkas dan Danis H. Sumadilaga. (lenggo)