“Walaupun hal ini merupakan kehilangan besar bagi pecinta dan pegiat pelestarian Harimau Sumatera, semoga hal ini tidak menyurutkan, tetapi justru semakin membakar semangat semua pihak dalam upaya pelestarian satwa liar Indonesia, khususnya Harimau Sumatera,” katanya.
Harimau Sumatera berjenis kelamin betina berumur tiga tahun ini turun memasuki pemukiman diperkirakan karena kekurangan pakan akibat penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian massal babi hutan di Agam sebanyak kurang lebih 50 ekor.
Begitu tiba di PR-HSD ARSARI pada 12 Januari 2022, Puti segera diberikan pemeriksaan medis menyeluruh dan rehabilitasi setelah terdeteksi mengalami helmintiasis, defisiensi nutrisi, dan limfositosis.
Wali Nagari Salareh Aia, Iron Maria Edi mengatakan Pihaknya merasa cukup sedih dengan kabar kematian Puti Maua Agam.(mat)