SAWAHLUNTO – Pemerintah Kota Sawahlunto akan kerjasama dengan Balai Pengkajian Tanaman Pangan (BPTP) Sumbar melakukan kajian terhadap 918 hektar sawah tadah hujan.
“Kajian BPTP nantinya mengeluarkan rekomendasi mengenai pengolahan lahan dan air bagi sawah tadah hujan,” kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Sawahlunto, Heni Purwanigsih, Senin (19/11).
Ia mengatakan, kajian dan rekomendasi BPTP juga memberikan gambaran untuk mengambil kebijakan terhadap 918 hektar sawah tadah hujan di daerah ini yang dapat diairi dengan sistem irigasi. Selain itu, berapa hektar pula yang bisa diairi dengan sistem irigasi sehingga lahan pertanian digunakan dapat lebih efektif.
Dikemukakan Sekretaris Ketahanan Pangan, dari 1.680 hektar lahan sawah di kota ini, 918 hektar tadah hujan dan 762 hektar pengairan dengan sistem irigasi. Artinya, sebagian besar lahan persawahan didominasi sawah tadah hujan yang sumber pengairan sangat ditentukan musim.
Lebih jauh dikemukakannya, agar sawah tadah hujan tetap dapat ditanam di musim kemarau diupayakan menaikan air sungai dengan sistem pompa, meski membutuhkan biaya agak lebih untuk bahan bakar. (cong)