Ketiganya, akan berebut simpati rakyat, juga dengan enam petahana seperti Armiati (Hanura), Ismunandi Syofyan (Gerindra), Rafdinal (PKS), Nofrizon (Demokrat), Murdani (NasDem) dan Martias Tanjung yang pindah dari PPP ke Partai Garuda.
Di dapil IV (Pasaman dan Pasaman Barat), setidaknya ada tiga calon kepala daerah yang keok pada Pilkada 2015, mantap mencaleg. Mereka, cabup Pasaman Benny Utama dari Golkar dan paslon Zulkene di Said-Risnawanto. Zulkenedi lewat Golkar dan Risnawanto lewat PDI-P.
Langkah tiga tokoh ini belum tentu mulus menuju gedung DPRD Sumbar, karena tujuh petahana maju kembali, yaitu Ahmad Haidir (Gerindra), Suhemdi (Golkar), Amora Lubis (PPP), Zusmawati
(Hanura), Muzli M. Nur (PAN), Sabar (Demokrat), Riva Melda (PDIP). Di sini tersedia 9 kursi. Dua petahana lain, Muslim Yatim (PKS) maju lewat DPD RI dan Burhanudin Pasaribu (PKB) tak mencalon lagi.
Di dapil V (Limapuluh Kota dan Payakumbuh), setidaknya diikuti empat calon kepala daerah yang kalah perang pada Pilkada. Paslon Suwandel Muchtar-Fitrial Bahri yang kalah pada Pilkada Payakumbuh, 15 Februari 2017, coba bertarung di Pileg 2019. Suwandel dengan NasDem dan Fitrial maju dengan Golkar.
Begitu pula, paslon Asyirwan Yunus-Ilson Cong yang tumbang pada Pilkada Limapuluh Kota 2015, mencoba ‘adu nasib’ lewat Pileg 2019. Asyirwan dengan kereta Hanura dan Ilson dengan kereta NasDem.
Empat tokoh ini dipastikan berebut suara rakyat di dapil yang menyediakan enam kursi DPRD Sumbar. Persaingan kian sengit, karena lima petahana maju, yaitu Darman Sahladi (Demokrat), Irsyad Safar (PKS), Erman Mawardi (PAN), Supardi (Gerindra) dan Yulfitni Djasiran (Golkar). Satu lagi, M. Yani (PPP) tak maju.
Di dapil ‘trio’ Solok (dapil VII), paling banyak maju calon kepala daerah yang kalah pada Pilkada 2015. Di Solok, cawako Irzal Ilyas mencaleg lewat Demokrat, Cawawako Jon Hendra yang berpasangan dengan Cawako Ismail Koto ini maju lewat PAN.
Di Kabupaten Solok, paslon Agus Syahdeman-Wahidup, setelah KO pada Pilkada 2015, ikut juga nyaleg. Agus dengan kendaraan Demokrat dan Wahidup dengan kendaraan PDI-P. Di Solok Selatan, cabup Khairunnas yang apes pada Pilkada 2015 nyaleg lewat Partai Golkar.
Lima nama itu, belum bisa dikatakan aman tiketnya menuju DPRD Sumbar, karena mendapat ‘perlawanan’ dari lima petahana, yaitu Ahmad Rius (PAN), Asrul Tanjung (Demokrat), Irwan Afriadi (NasDem) Sabrana (Gerindra) dan Gazali yang pindah dari PPP ke PAN. Hanya Zigo Rolanda dari Golkar yang tidak maju karena ayahnya, Khairunnas maju pula untuk DPRD Sumbar.
Di dapil VIII (Pessel dan Mentawai), ada tiga calon kepala daerah yang bernasib sial pada Pilkada, mancaleg. Mereka adalah cawabup Bakri Bakar yang kalah Pilkada Pessel 2015 maju lewat NasDem dan cawabup Ruswin yang kalah pada Pilkada Pessel 2015 maju lewat Partai Berkarya.
Satu lagi, cawabup Binsar Saleleubaja yang kalah pada Pilkada Mentawai 2017. Pasangan dari cabup Rijel ini, maju dengan kendaraan Hanura. Tiga nama ini juga belum tentu aman, karena enam
petahana maju. Risnaldi (NasDem), Achiar (PDI-P), Syaiful Ardi (Hanura), Sudarmi Saogo (Gerindra), Iswandi Latif (PAN) dan Mokhlasin (PKS). Dua petahana Saidal Masfiyudin (Golkar) dan Syafril Ilyas (PPP) mencoba naik kelas, nyaleg untuk DPR RI. (pendi)