PADANG – Tanggal 30 September 2009, kini pas 10 tahun GEMPA SUMBAR berlalu, gempa nan meluluh lantakan Padang, Padang Pariaman, Agam dan banyak daerah Sumbar lain yang terdampak akibat bumi bergetar dengan kekuatan 7,6 Skala Richter.
Jelang azan magrib 10 tahun lalu pekikkan kesedihan warga sambil berlari dan tak henti menyebut Asma Allah, gedung dan rumah terbakar, gedung rubuh, asap membubung ke langit di berbagai titik, semua orang berlarian ke tempat ketinggian menghindari ancaman tsunami.
1.017 lebih nyawa melayang ratusan ribu properti rakyat rusak berat, sedang dan ringan ratusan lebih bangunan dan faslitas publik ambruk.
Kini 10 tahun sudah berlalu tragedi gempa bumi dahsyat itu, tentu siapa saja tak akan mudah melupakan.
Adalah Irjen Pol Fakhrizal waktu gempa bumi meluluh lantakan Sumbar bertugas di Polda Jambi sebagai Direktur Intel.
“Sesaat setelah berita gempa Sumbar menyebar dan viral, saya kala itu tugas di Jambi sebagai Direktur Intel dengan Kapoldanya bapak Budi Gunawan, saya terkejut dan bagaimana harus sampai ke kampung. Pak Budi Gunawan prihatin, ‘pulang lah dek bantu kampung mu’, itu izin Kapolda saya waktu itu,”ujar Fakhrizal mengenang peristiwa memilukan tanah kelahirannya.
Jalan darat ditempuh, Fakhrizal kini nan kini Kapolda Sumbar berjuluk ‘jendral ninik mamak’ ingin cepat sampai ke Padang hingga ke Patamuan Tandikek
“Pingin cepat sampai ke Padang, ingin melihat peristiwa gempa yang memporak-porandakan kampung ku, sekaligus memberikan spirite dan bantuan spontanitas untuk para korban gempa,”ujar Fakhrizal.
10 tahun sudah gempa Sumbar berlalu, Fakhrizal berharap tidak ada gempa yang memporak-porandakan Sumbar lagi.
“Tapi itu semua kehendak Allah SWT, kita sebagai hamba Nya hanya bisa berusaha untuk mengantisipasi resiko terhadap dampak dari peristiwa gempa, lewat pelatihan kesiapsiagaan dan pelatihan lain,”ujar Fakhrizal yang video mengenang 10 tahun gempa Sumbar tayang viral di youtube. (Romelt)