Payakumbuh – Terjadinya lonjakan tinggi kasus positif covid-19 di Kota Payakumbuh, membuat Pemko setempat mengambil kebijakan tegas. Selain akan mewajibkan kembali pemakaian masker dengan menempatkan petugas pemantau di titik-titik tertentu, Pemko juga akan menggratiskan Swab test bagi warganya.
Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Payakumbuh, dalam pengumuman terbarunya, Minggu (23/8), lewat video confrence aplikasi daring mengatakan, adanya penambahan kasus positif covid-19 baru di kota itu sebanyak 10 orang. Sehingga status Kota Payakumbuh yang semula zona hijau sekarang berada pada zona kuning, bahkan bisa menjadi zona merah karena peningkatan kasus covid-19 yang tinggi dari hari ke hari.
“Beberapa hari ini ditemukan peningkatan kasus positif, sebelumnya ada temuan 4 kasus dan kemarin dari hasil Swab ada 6 yang ditemukan juga. Selanjutnya pada hari ini, dari sampel yang diambil kemarin juga tercatat penambahan sebanyak 10 kasus baru dari Payakumbuh. Jadi pada saat ini ada total 23 orang yang terkonfirmasi positif. Namun dari 23 orang itu, hari ini juga kita menerima kabar gembira bahwa pasien positif ada juga yang telah sembuh dan dinyatakan negatif,” ujar juru bicara Gugus Tugas Covid-19 yang juga Kadis Kesehatan Bakhrizal, dalam Vidcom yang juga didampingi Kalaksa BPBD Yufnani Away, Kadiskominfo Jhon Kenedi, Kakan Kesbangpol Budhy D. Permana serta sejumlah pejabat Pemko Payakumbuh lainnya.
Menurut dokter Bek, panggilan akrab Kadiskes ini, selama ini Walikota Riza Falepi selalu mewanti-wanti akan peningkatan kasus ini, yang bisa diaktakan sebagai second wave atau gelombang kedua. “Karena disaat ini masyarakat sudah menurun kesadarannya, cendrung mulai abai dengan protokol kesehatan. Bisa saja beberapa kebijakan daerah dapat berubah, mulai dari proses belajar mengajar ditunda, bahkan mengevaluasi kembali izin keramaian,” tambahnya.
Dikatakan, secara umum kasus-kasus terbaru positif covid-19 di Payakumbuh terjadi karena kontak luar daerah. Ada yang kontak dengan tamu dari Aceh. Ada yang kontak dengan tamu dari Medan dan Jakarta. Ada juga dari Padang dan daerah lainnya di Sumbar.
“Kasus-kasus yang terjadi sekarang adalah dari klaster luar daerah. Ini terjadi karena budaya kita menghormati tamu. Kalau bertemu tamu itu, tak afdol jika tak bersalaman. Apalagi kalau ibu-ibu, pasti cipaka-cipiki. Dan itu semua, berpotensi menularkan covid-19 ini,” katanya.
Selama sepekan terakhir, pihak Dinkes bersama BPBD sudah melakukan sekitar 3.000an tes Swab. Di antaranya, kepada 1.000 guru dan kepala sekolah, ASN dan masyarakat umum. Dari 3.000an tes Swab itu, masih ada sekitar 500san hasil labor yang ditunggu. Itu artinya, tambahan warga Payakumbuh yang dikonfirmasi positif covid-19, berpotensi akan bertambah.
“Jika warga masih ngeyel dan tidak menerapkan protokol kesehatan, tidak pakai masker, tidak jaga jarak, serta tidak sering mencuci tangan dengan sabun atau masih suka berkerumun, ancaman maut karena covid-19 di Payakumbuh bakal bisa terjadi dan terus meningkat,” ucapnya lagi.
Saat ini, hampir semua kota/kabupaten di Sumbar mengalami peningkatan kasus, Untuk itu dihimbau warga agar kembali waspada bila berkontak dengan tamu yang berasal dari luar daerah. Akibat dari penambahan kasus positif covid-19 itu, membuat Kota Randang terancam kembali masuk zona merah virus corona deasase. Dan rencana sekolah tatap muka yang akan dimulai Senin (24/8) ini, akhirnya menjadi buyar.
Menyikapi hal itu, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, merencanakan untuk membuka kembali posko covid-19 di setiap kecamatan. Kewajiban memakai masker bagi warga kota tidak bisa ditawar lagi. Tamu yang berasal dari daerah zona merah, masuk ke Payakumbuh, wajib menjalani test SWAB. “Kita harus mengetatkan kembali protokol kesehatan dalam menjalani aktifitas kehidupan di era new normal ini,” sebut Riza, yang dihubungi terpisah.
Karena itu, walikota sudah perintahkan Satpol PP bersama petugas TNI-Polri, untuk melakukan razia masker di jalan utama kota. Bagi yang tidak pakai masker, diperintahkan kembali ke rumahnya. Bisa jadi, gugus tugas akan memberikan sanksi sosial kepada pelanggar yang tidak memakai masker itu.
“Terhadap izin pesta pernikahan, bakal menjadi kajian serius Pemko Payakumbuh. Bahkan, izin baralek dan keramaian yang sebelumnya sudah diberikan kepada warga, akan kembali disetop. Ini demi keselamatan warga Payakumbuh, izin keramaian seperti itu, bisa jadi akan dipertimbangkan kembali. Banyak pihak mendorong Pemko, agar tidak mengeluarkan izin baralek ini,” pungkas walikota. (207)