PAYAKUMBUH – Kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Payakumbuh kembali mengalami peningkatan. Dalam seminggu terakhir, di kota itu telah ditemukan sebanyak 42 guru terpapar Covid-19.Delapan diantaranya berdomisili di luar daerah atau daerah tetangga. Mereka yang terpapar itu, mulai dari guru TK, SD, SMP dan SMK.
Kadiskes Kota Payakumbuh Bakhrizal, kepada wartawan, Senin (18/1) mengatakan, angka positif tersebut diprediksi bakal terus mengalami kenaikan, karena target Payakumbuh melakukan uji tes swab kepada 3.600 orang guru masih berlangsung. Hal ini dilakukan, untuk memastikan proses belajar tatap muka di sekolah berjalan bisa lancar tanpa ada kekhawatiran anak didik terpapar Covid-19.
“Kita melakukan screening ulang, sekali 15 hari atau sekali sebulan kita juga melakukan tes swab ulang. Upaya ini kita lakukan untuk mengantisipasi agar anak-anak sekolah tidak terpapar Covid-19 dan menyebabkan penularan yang masif serta tak terkontrol. Dengan adanya tes massal yang kita lakukan ini, diharapkan bisa mengantisipasi secara dini penyebaran Covid-19 ini dari klaster sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Kadisdik Kota Payakumbuh melalui Sekretaris Azwardi, yang dihubungi terpisah menyampaikan, terhadap sekolah yang ditemukan gurunya positif Covid-19, maka diliburkan selama 7 hari. Dinas dan jajaran sekolah akan melakukan evaluasi selama sekolah diliburkan.
“Pada hari selanjutnya, akan diambil keputusan apakah sekolah itu dapat dibuka kembali atau belum. Malahan kita melakukan tes rapid kepada guru sebelum mereka masuk mengajar. Apabila ditemukan hasilnya reaktif, maka guru tersebut diwajibkan ikut tes swab dan sekolah disemprot disinfektan, guru tersebut diminta karantina mandiri di rumah,” ucapnya.
Karena siswa SD belajar dengan guru kelas, Azwardi memaparkan guru kelas yang ditemukan reaktif usai ikut tes rapid, tidak dibolehkan datang ke sekolah. Dan siswa mengikuti pelajaran tatap muka di sekolah dengan guru pengganti bila ada, atau siswa dapat belajar daring (online) dengan guru kelasnya tersebut. “Sampai saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang diliburkan karena ditemukannya kasus positif Covid-19. Kita di dinas sangat menekankan kepada sekolah, agar betul-betul aware dengan protokol kesehatan. Karena resikonya tidak di guru saja tapi juga kepada siswa,” terangnya.
Dikatakan, untuk memaksimalkan pengawasan, tim satgas yang dibentuk dinas pendidikan selalu singgah ke sekolah-sekolah. Mereka melakukan sidak setiap hari, untuk mengecek betul bagaimana prokes di sekolah. Apakah benar-benar diterapkan dengan ketat. “Upaya dengan terus mengingatkan dan mewanti-wanti guru agar mengedukasi siswa trus kita lakukan. Kepala sekolah pun diminta memastikan itu berjalan, karena setiap hari ada evaluasi dan sidak yang dilakukan oleh dinas. Sidaknya memang tidak diberitahukan jadwalnya, agar tidak ada rekayasa prokes yang dilakukan,” pungkasnya. (bule)