Orang Amerika sangat menghargai waktu saat mereka sedang bekerja dengan kata lain disiplin sebagai pekerja sangatlah dipegang teguh oleh mereka. Oleh karena itu, etos kerja merupakan sikap yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui proses wawancara saya dengan seorang mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Andalas mengungkapkan bahwa, “Seseorang yang disiplin mampu berkomitmen pada hal-hal yang sudah direncanakan ia akan tetap fokus pada tujuan jangka panjang mereka dan tidak akan teralihkan oleh kepuasan yang bersifat sementara” (ujar Aprilia Pratiwi).
Ketika kita memiliki sikap etos kerja disiplin yang baik, bukan hanya diri kita saja yang mendapatkan manfaatnya melainkan juga orang lain dan tempat kita bekerja. Hal ini disebabkan karena dengan memiliki etos kerja yang disiplin, maka bisa menghasilkan lingkungan kerja yang baik. Kerja keras dan rasa bertanggung jawab yang kita tunjukkan dapat memengaruhi kinerja rekan kerja bahkan bos kita sendiri misalnya, ketika kita mendapatkan pekerjaan dan selalu menyelesaikannya dengan tepat waktu maka hal tersebut akan mengubah cara pandang orang lain terhadap diri kita dan meningkatkan personal branding diri kita.
- Budaya seputar karier dan pernikahan.
Beberapa orang Amerika banyak yang terfokus pada karier dan meraih kesuksesan yang disebabkan oleh tuntutan pekerjaan, persaingan kerja, atau keinginan individu yang ingin mencapai kesuksesan dalam karier. Oleh karena itu, sebagian dari orang Amerika memutuskan untuk berfokus pada kariernya dibanding dengan menjalin pernikahan. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan salah seorang mahasiswa Universitas Andalas Fakultas Pertanian, “Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan ketika seseorang dalam suatu negara memutuskan untuk lebih memprioritaskan pekerjaan sejatinya tidak ada yang salah namun fitrahnya kita sebagai seorang manusia ditakdirkan untuk hidup berpasang-pasangan, tentunya hal ini sangatlah disayangkan apabila seseorang hanya memprioritaskan pekerjaan dari pada pernikahan, akan lebih baik jikalau tetap bekerja dengan tidak meninggalkan atau mengesampingkan pernikahan karena itu adalah kebutuhan dan kewajiban sebagai seorang manusia” (ungkap Neng Tiyas Safitri).
Oleh karena itu, dengan berbagai kebudayaan dan etika sehari-hari orang Amerika dapat dijadikan sebagai contoh dan petimbangan bagi negara lain terutama negara di Indonesia. Seperti halnya bagaimana etika orang Amerika saat makan, etika saat bergaul yang mana pergaulan di Amerika sangat bebas, serta etos disiplin dalam bekerja, dan budaya seputar karier dan pernikahan orang Amerika pada umumnya. (***)