Terkait pemilihan nama Pamalayu, kataTeguh, sebagai pengingat sejarah terjadi tahun 1286 ketika Kerajaan Singasari melakukan ekspedisi untuk menangkal pengaruh Mongolia, di antaranya ke kerajaan Melayu Dharmasraya.
Sebagai informasi, Festival Pamalayu merupakan salah satu pentas budaya bagian dari rangkaian Kenduri Swarnabhumi. Kenduri Swarnabhumi adalah kegiatan pelestarian budaya yang dilakukan Kemendikbudristek Bersama Pemerintah Daerah di DAS Batanghari untuk mengenali lagi, menyebarkan luas, dan memperkuat kebudayaan dengan kegiatan fisik dan non-fisik di wilayah yang dilalui DAS Batanghari.
Kenduri Swarnabhumi diselenggarakan mulai 12 Agustus dan direncanakan usai 22 September mendatang dengan mengusung tema Peradaban Sungai Batanghari: Dulu, Kini, dan Nanti dengan slogan ‘Cintai Budaya Kita Lestarikan Sungai, Cintai Sungai Kita Lestarikan Budaya’.
Sungai Batanghari sendiri merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera mencapai 800 kilometer. Daerah yang dilalui Sungai Batanghari meliputi Dharmasraya, Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun, Batanghari, Jambi, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Sungai Penuh, dan Kerinci. Sungai Batanghari menyimpan sejarah besar terhadap peradaban masyarakat Sumatra.
“Melalui Kenduri Swarnabhumi diharapkan dapat menghubungkan kembali masyarakat dengan lingkungan berbasis budaya sehingga dapat menjadi stimulus dalam memperkuat semangat pelestarian sungai dan kearifan lokal,” pungkasnya. (roni)