Transfer pengetahuan kepada generasi muda untuk melihat lebih jauh potensi berbagai tinggalan objek yang diduga cagar budaya dengan melakukan pendataan, inventarisasi, pemetaan ekosistem, serta pemantauan dan evaluasi pelindungan cagar budaya sebagai objek pemajuan kebudayaan.
“Kita harus memandang lingkungan tempat keberadaan warisan budaya beserta masyarakat pendukungnya sebagai satu kesatuan ekosistem yang hidup dan saling mempengaruhi serta memberi dampak manfaat untuk jangka panjang. Kita naikkan marwah budaya di sepanjang Sungai Batanghari. Sejarah budaya sangat penting kita telusuri guna mengetahui asal muasal peradaban serta cagar budaya di sepanjang Sungai Batanghari,” pungkasnya.
Sementara itu Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengucapkan terimakasih kepada Kemendikbudristek dan semua pihak terkait yang telah melaksanakan Ekspedisi Sungai Batanghari dalam rangka merekat ketersambungan warisan budaya Indonesia.
“Banyak cerita serajah dan peradaban di sepajang Sungai Batanghari, terutama di Kabupaten Dharmasraya ini. Kita tidak boleh lupa dengan sejarah, apalagi budaya sangat luar biasa,” terangnya.
Lanjut bupati, Dharmasraya memiliki penduduk multi eknis dan beragam budaya, ada jawa, sunda, medan, minangkabau dan lainnya.
“Kita perlu meningatkan kepada generasi muda, milenial bahwasanya inilah kekayaan Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan guna menyatukan kekuatan secara bersama membangun Indonesia lebih baik lagi,” pungkasnya.
Salah satu peserta Ekspedisi Sungai Batanghari, Mahasiswa Arkeologi, Universitas Jambi, Rofif Fadhulrahman mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
“Saya tertarik mengikuti kegiatan ekspedisi ini karena ingin menambah wawasan dan pengalaman saya dengan cagar budaya yang ada di sepanjang Sungai Batanghari, apalagi kegiatan ini sesuai dengan pengetahuan dan minat saya sebagai calon arkeolog di masa depan,” pungkasnya. (roni)