Pemerintah hanya akan menyediakan BBN dan alat sentrum listrik di setiap SPBU. Pemerintah harus mendorong anak negeri, untuk melahirkan inovasi penyimpan baterai yang tahan lama dan cepat dalam pengisian, dengan menggelar kompetisi rutin.
Pada kompetisi baterai dengan daya tahan terlama dan pengisian tercepat ini, harus dijanjikan hak paten, sehingga peserta menjadi lebih semangat demi melihat keuntungan di depan mata. Mereka akan mendapatkan royalti, dari semua kendaraan yang memakai teknologi baterai yang mereka hasilkan.
Yakinlah Indonesia akan menjadi negara dengan temuan-temuan baterai penyimpan energi luar biasa di dunia. Dan apabila nanti berhasil pula ditemukan alat pengisi daya baterai dengan tenaga surya, maka baterai ini juga bisa dijual untuk sektor rumah tangga.
Siapa kepala rumah tangganya yang tidak ingin terbebas dari biaya rutin kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Tentu hampir semua rumah tangga ingin terbebas dan ingin listrik secara mandiri.
Jika sekarang baru listrik tenaga surya hanya dimiliki oleh orang-orang mampu saja, suatu saat nanti teknologi energi terbarukan dengan baterai yang bisa diisi dengan sinar matahari, akan menjadi tren untuk selamat dari energi kotor.
Jadi alur energinya dimulai dari alat penangkap sinar matahari yang mengubah energinya jadi energi yang bisa disimpan dalam baterai tahan lama. Jika satu baterai nantinya berawal bisa menghidupkan satu televisi, berinovasi terus sehingga mampu untuk menghidupkan kulkas, menyusul AC, dan seterusnya, maka masyarakat bisa pula mengucapkan selamat tinggal pada PLN.
Rakyat Indonesia akan menjadi rakyat yang merdeka menggunakan energi terbarukan dari sinar surya, ataupun sumber energi terbarukan lainnya yang bisa disimpan dalam baterai canggih tahan lama dan cepat pengisiannya.
Jika ini terwujud, Indonesia mudah-mudahan benar-benar bisa selamat dari energi kotor yang digunakan kendaraan dan pembangkit-pembangkit listrik yang memakai energi fosil, sehingga menghasilkan energi kotor. Bumi Indonesia akan selamat bersama manusia, tumbuhan, dan binatang yang hidup di dalamnya.
Jika Indonesia berhasil, maka efeknya akan mendunia. Alhasil, dunia bisa menghindari 4,5 kematian yang diakibatkan bahan bakar fosil setiap tahunnya. Semoga. (*)