PADANG – Seorang pengemudi, Zulkifli (49) meninggal dunia setelah mobil Toyota Calya yang dikemudikannya ditabrak kereta api di perlintasan Gang Masjid Nurul Sidiq, Belantti, Padang, persis di belakang Rumah Sakit Hermina, Minggu (15/11) sekitar pukul 17.00 WIB.
Nyawa warga Banuaran Tepi Air, Banuaran Nan XX, Lubuk Begalung, Padang ini tak tertolong akibat luka parah di sejumlah bagian tubuhnya. Apalagi korban sempat beberapa waktu terjepit di dalam mobil BA 1552 CP putih tersebut. Sementara penumpangnya mengalami luka-luka dalam peristiwa itu.
Kapolsek Padang Utara, AKP Nahri Syukra mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki penyebab kecelakaan maut ini. Dugaan sementara akibat pengemudi tak mengetahui ada kereta api yang lewat dari arah Simpang Haru menuju Pariaman.
Menurut keterangan sejumlah saksi katanya, saat mobil Calya melewati perlintasan tanpa palang pintu itu, beberapa warga sekitar sudah berupaya meneriaki korban, namun diduga tidak terdengar oleh korban.
Ketika posisi mobil persis berada di atas rel, datang Kereta Api Binuang dari Arah Simpang Haru menuju Arah Pariaman. Alhasil kereta itu lansung menghantam bagian depan mobil yang terpasang stiker Maxim tersebut. sehinga minibus itu terseret sekitar 25 meter dari titik tabrakan.
Akibatnya mobil itu pun ringsek. Warga pun berlarian ke lokasi untuk menolong para korban. Sayangnya Zulkifli terjepit di balik kemudinya. Sehingga butuh waktu untuk mengevakuasi korban yang mengalami luka parah di bagian kepala, sehingga menghembuskan nafas terakhir di lokasi kejadian.
Sementara dua penumpangnya, Wahyu (35) dan M. Rohatin mengalami luka-luka, sehingga dibawa ke RS Hermina untuk mendapat perawatan.
Kapolsek mengimbau pengendara untuk berhati-hati melewati perlintasan kereta api, apalagi yang tanpa palang pintu. Toh, sudah banyak yang jadi korbannya.
Sementara sejumlah warga menyarankan, pihak PT KAI sebagai pengelola kereta api untuk bersungguh-sungguh menjaga keselamatan masyarakat, terutama pengguna jalan yang sering melewati perlintasan.
Tempatkan petugas di setiap perlintasan. Kalau perlu buat daftar jam kereta api lewat di sana. Pampang besar-besar sehingga bisa jadi pedoman bagi warga, sehingga tak ada korban lagi.
Apalagi belakangan masyarakat mengetahui anggaran pembangunan dan pemiliharaan rel sangat besar, termasuk untuk Sumatera Barat. Informasinya mencapai ratusan miliar rupiah. Tak ada salahnya anggaran di alokasikan untuk keselamatan masyarakat, dan ini menyangkut nyawa manusia. (arief)