Kesaksian Usrizal Saat Marapi Meletus 5 Juli 1992

SEJARAH TUGU ABEL TASMAN (1)

Abel Tasman (paling belakang paling kanan) dan Usrizal (depan Abel pakai skraf). Mereka saat tiba di cadas, jelang puncak Marapi. (ist)

Di cadas, Minggu pagi, 5 Juli 1992, rombongan ini bertemu bule 2 orang dan 2 guidenya. Pagi itu, mereka masih sempat mengambil foto bersama para bule. Lalu dilanjutkan dengan mendaki cadas, karena kawasan puncak hampir dekat.

“Cuaca sangat cerah. Pemandangan sangat indah tersaji dan terpampang lebar. Inilah kuasa Allah SWT,” ujar Us

Us dan beberapa kawannya sempat melarang salah seorang bule yang sebelumnya dijumpai di cadas, yang melempar sesuatu ke kawah. Mereka santai dan tidur-tiduran tak jauh dari bibir kawah.

“Kata orang yang sudah lama mendaki ke sini, kalau sudah sampai di puncak, jangan lemparkan sesuatu ke kawah. Makanya kami larang bule itu,”terang Us.

Sampai di kawasan puncak, rombongan mulai terpecah. Herwin, Martha, Yanti, Jon Piter dan Da John (ketua rombongan) duluan turun dari Puncak Merpati mau menuju Simabua.

Abel, Sulastri dan beberapa orang lainnya, posisinya sudah mendekati Puncak Merpati dan yang lainnya masih di belakang Abel, juga menuju Puncak Merpati. Dalam rombongan di belakang Abel ini, ada Us.

Tanpa disangka, saat rombongan pertama (5 orang) mendekati kawah aktif sekitar lima meter (dari bibir kawah) dan mau turun dari Puncak Merpati sekitar pukul 09.15 WIB, terdengar suara gemuruh dalam kawah yag keras, Marapi meletus mengeluarkan asap hitam membumbung tinggi disertai batu-batu panas terlontar dari dalam kawah. (bersambung)