Jakarta – Menjaga jarak atau sebagai bagian dari protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran corona menjadi penting untuk dilakukan. Sebagaimana menurut rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), jarak aman yang dianjurkan dalam satu hingga dua meter.
Mengucapkan kata jaga jarak ini memang mudah, namun sulit untuk diterapkan masyarakat.
Kendati protokol kesehatan seperti jaga jarak dan lainnya sudah sering disebar luaskan melalui berbagai media, namun hal itu masih sulit dilakukan.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo, dalam wawancara khusus bersama salah satu televisi swasta mengakui, jaga jarak mudah diucapkan, akan tetapi masih sulit untuk dilakukan. Padahal apabila hal itu dilakukan, maka ccovid-19 dapat dikendalikan.
“Jaga jarak mudah diucapkan, tapi masih sulit untuk dilakukan,” ujar Doni di Jakarta, Jumat (19/6).
Dalam kesempatan tersebut, Doni juga mengatakan bahwa kedisiplinan menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19. Menurutnya, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 itu tidak akan mudah ditularkan apabila masyarakat disiplin.
“Seperti yang saya sudah katakan, tiga kunci utama dalam memutus kunci penanganan adalah disiplin, disiplin dan disiplin,” tegas Doni.
Kemudian, ketika bicara mengenai puncak covid-19, Doni mengatakan bahwa hal itu semestinya tidak akan terjadi dengan kedisiplinan yang tinggi.
Menurut Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, hingga hari ini belum ada ahli atau pakar yang dapat mengukur dan memastikan kapan pandemi covid-19 akan berakhir. Seluruh dunia saat ini sedang berlomba untuk membuat dan mendapatkan vaksinnya.
Dalam hal ini, ada kemungkinan menurut pakar bahwa manusia akan hidup lebih lama dengan covid-19. Sebagaimana beberapa jenis penyakit yang lain seperti HIV-AIDS, yang mana sampai hari ini belum ada obat atau vaksinnya.
“Belum ada pakar yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Bisa jadi manusia akan hidup lama dengan covid-19,” kata Doni.
Melihat kondisi tersebut, maka sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo bahwa dalam hal ini masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan covid-19. Adapun berdampingan pada konteks ini bukan berarti menyerah, namun beradaptasi untuk tetap aman dari covid-19 dan tetap produktif. (*)