PADANG – Informasi digital kini perkembangannya sangat pesat, apa lagi Kecerdasan Buatan (AI), jelang pemilu di tengah menjadi-jadinya seliweran hoaks.
Ketua KI Sumbar Nofal Wiska menegaskan, AI untuk keterbukaan informasi publik adalah penguatan.
“Tapi tetap saja harus berdasarkan UU 14 tahun 2008, karena tidak semua informasi publik mudah diakses, ada klasifikasi informasi menurut ketentuannya,” ujar Nofal Wiska pada SDC yang dibuka secara resmi oleh Sekdaprov Sumbar Hansastri, Jumat (6/10).
Hansastri mewakili Gubernur Sumbar Mahyeldi membuka Sumbar Digital Conference (SDC) 2023 digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
“Media online majunya sangat pesat dan jumlahnya sangat banyak, ini potensi sangat besar meluruskan berita hoaks dan SARA di tahun politik ini,” ujar Hansastri, di the ZHM Primiere Hotel Kota Padang.
Hansastri juga tidak menasbihkan adanya kecerdasan buatan dikenal dengan AI (Artificial Intelligence) tapi penggunaan AI ini jangan sampai merusak atau memperparah bahaya hoaks kini.
“AI punya banyak kelebihan, tapi tentu ada negatifnya, apalagi AI jatuh ke orang yang tidak bertanggungjawab atau orang cerdas tapi tidak senang melihat kondusifnya Pemilu 2024,” ujar Hansastri
Pemprov Sumbar untuk AI ini siap memfasilitasi agar berada di koridor yang tepat.
“Gelaran SDC oleh AMSI ini menjadi tool untuk memastikan teknologi AI di koridor positif untuk Sumatra Barat Maju dan Sejahtera,”ujar Hansastri.
Sementara Revdi Iwan Syaputra mewakili Ketua PWI Sumbar menegaskan AI atau kecerdasan buatan adalah sebuah keniscayaan.
“AI akan merasuki semua sektor termasuk pemerintahan dan politik, secara keilmuan AI adalah kecanggihan Abad ke 21. Tapi jika tak dimenej apalagi no regulasi, bisa ancaman baru dalam kemajuan informasi teknologi,”ujar Ope biasa Revdi Iwan Syaputra dikenal di dunia pers Sumbar. (*)