Saya sering ditanya oleh para rekan-rekan wartawan, apakah statistik dan catatan rekor pertemuan akan berpengaruh pada hasil pertandingan selanjutnya. Saya tak percaya hal itu, karena bagi saya setiap pertandingan itu berbeda. Dan yang menentukan adalah proses selama 90 menit saat pertandingan.
Tapi terkadang tak bisa dimungkiri, dalam banyak kasus statistik dan rekor pertemuan juga berpengaruh. Ada banyak tim yang selalu kesulitan berhadapan tim tertentu, dan sulit keluar dari catatan buruk jika bertemu dengan tim-tim tertentu pula.
Salah satunya adalah Kolombia versus Jepang. Faktanya, Jepang tak pernah menang jika berhadapan dengan Kolombia. Sejauh ini mereka sudah bertemu sebanyak tiga kali, tak sekalipun Jepang menang, dua kali kalah dan hasil terbaik hanya imbang satu kali.
Saya melihat ini bukan karena trauma statistik, tapi lebih karena kedua tim memang beda kelas. Analoginya anak kuliah melawan Siswa SMP. Karena secara materi pemain, Kolombia punya amunisi lebih mentereng dibanding Jepang.
Parameternya sederhana, berapa banyak pemain kedua tim yang bermain di klub-klub Eropa. Karena Eropa adalah kiblat kualitas pemain sepakbola di planet ini.
Dalam hal ini jelas Kolombia lebih bagik. Strating XI Kolombia 100 persen bermain di klub-klub Eropa. Beberapa diantaranya jadi tulang punggung di klub besar Eropa, seoerti Juan Cuadrado (Juventus) ataupun James Rodriguez (Bayern Munich).
Sementara, Jepang hanya boleh dihitung dengan jari pemain Eropa-nya, itupun lebih banyak di klub medioker. Jadi, kualitas memang paralel dengan hasil. Realistis saja, Jepang mamang masih di bawah Kolombia.
Jika semuanya berjalan normal, maka Kolombia layak diunggulkan menang dan memperpanjang rekor bagusnya melawan Jepang. Mungkin hasilnya tak setelak Piala Dunia empat tahun lalu, dimana Jepang menyerah 1-4 dari Kolombia.
Saya melihat kali ini akan ada perlawanan lebih dari Jepang, sehingga margin gol berkurang. 2-0 atau 3-1 untuk Kolombia bisa menjadi hasil akhir pertandingan.(*)