Sulaiman Juned mengatakan bahwa penerbitan buku merupakan tradisi yang dilakukan Kuflet setiap tahun. “Tahun lalu, Kuflet menerbitkan buku puisi Cinta untuk Palestina, dan tahun ini Negeri Bencana. Ini membuktikan bahwa Kuflet selalu relevan dengan isu-isu kemanusiaan,” ujarnya.
Acara puncak ditutup dengan monolog dibawakan Atika dan pembacaan puisi oleh penyair dan undangan yang hadir. Destri Mairoza, penyair asal Solok yang puisinya masuk dalam buku ini, mengaku bahagia dapat menjadi bagian dari momentum bersejarah ini. “Acara ini sangat luar biasa. Saya merasa terhormat bisa hadir di tengah para sastrawan,” katanya.
Ketua Kuflet, Akbar, menutup acara dengan harapan agar buku ini dapat menjadi pengingat sekaligus penggerak bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan dan kemanusiaan.
“Semoga Negeri Bencana menjadi warisan literasi yang dapat terus menginspirasi, baik bagi generasi sekarang maupun masa depan,” tutupnya. (Jas)