Selain asuransi, Pemprov Sumbar juga akan mengupayakan santunan bagi korban erupsi Gunung Marapi tersebut. Sifatnya berupa rekomendasi ke Kemensos RI.
Pengajuan dilakukan oleh Kab/Kota kemudian diperkuat oleh provinsi dalam bentuk rekomendasi ke Kemensos
“Lazimnya setiap korban bencana akan selalu mendapat bantuan dari Kemensos, asalkan ada pengajuan sesuai mekanisme di atas,” jelas Gubernur.
Besaran asuransi sekitar Rp15 juta untuk korban meninggal dunia dan Rp5 juta untuk luka-luka.
Sementara, RS Achmad Mochtar (RSAM) di Kota Bukittinggi menjadi pusat pelayanan medis bagi masyarakat korban erupsi Gunung Marapi, termasuk para pendaki gunung.
“Kita tetap bergerak. Dan kemarin malam sampai jam 11 kita di RS Achmad Mochtar masih ada korban yang berhasil dievakuasi tim SAR. Dan laporannya masih ada 20-an yang masih berada di atas. Selain itu saya juga ke posko Batu Palano, Tanahdatar, melihat kondisi secara langsung,” ujar Mahyeldi.
Dikatakannya, Tim BPBD, Basarnas, dan relawan terus bergerak mencari korban. Dinas Sosial dan dari Polda juga membuat dapur umum di sana, dibantu para relawan.
“Sekarang ini pelayanan kesehatannya harus terjamin. Karena itu saya tugaskan Achmad Mochtar untuk menyikapinya, makanya semua korban dibawa ke sana,” ujarnya.
Seperti diketahui, Gunung Marapi menyemburkan abu vulkanik setinggi 3 ribu meter pada Minggu (3/12). Puluhan pendaki gunung yang terdata pada sistem online BKSDA Sumbar mencatat sekitar 75 pendaki yang naik sejak Jumat (1/12).
Erupsi tiba-tiba itu menyebabkan pendaki terjebak di atas gunung, dan menimbulkan korban jiwa. Menurut Kakan SAR Kota Padang, Abdul Malik, Selasa (5/12) masih ada 12 pendaki dan 8 jenazah yang akan dievakuasi hari ini dari kawasan cadas Marapi. Via WA Dia menyebut hingga Senin pagi (4/12), Tim SAR total sudah mengevakuasi 49 pendaki.
Dua Dirawat di RSUP M.Djamil