PADANG – Pasca pemilu 2019 dan persiapan jelang pilkada serentak 2020 Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) bergerak cepat melakukan survei pemetaan persepsi atas penyelenggaraan dan pendidikan pemilih.
Hasilnya, KPU Sumbar mencatat visi-misi dan figur calon menjadi alasan terbesar pemilih menjatuhkan pilihannya. Contohnya pada capres dan cawapres, terbanyak pemilih menjatuhkan pilihannya dengan alasan visi-misi dan diurutan kedua baru figur calon.
Hal itu diungkapkan Komisioner KPU Sumbar Gebril Daulay saat memaparkan hasil survei pasca pemilu di Pangeran Beach Hotel, Padang, Minggu (22/12).
“Berdasarkan hasil survei KPU Sumbar, pada Pilpres, visi misi menjadi alasan terbesar pemilih menentukan pilihannya dengan presentase 34,59 persen. Alasan kedua terbanyak yaitu karena faktor figur atau calon sebesar 27,57 persen. Sementara alasan karena intimidasi, tekanan dan ancaman tercatat 0,00 persen,” katanya.
Ditambahkannya, temuan KPU Sumbar ternyata hoax dan hate speech yang masif dalam pemilu 2019 tidak mempengaruhi pemilih di Sumbar.
Demikian juga dengan faktor kesamaan agama calon dengan pemilih, khususnya pada level pemilih berpendidikan rendah, tidak bisa dingkari menentukan seseorang ikut memilih, dan hal ini perlu dilakukan riset lebih dalam.
Dalam hasil riset juga ada penemuan 10,50% tidak di data petugas, hal ini perlu didalam, sehingga pada pemilih mendatang 100% masayarakat usia pemilih terdata.
Selain itu, yang paling perlu disosialisasikan lebih intens adalah, bagimana masyarakat mau melakukan pengecekan namanya dalam data pemilih, karena ditemui 29% tidak melakukan.
Dikesempatan yang sama Pengamat Politik Eka Vidya menegaskan pendidikan politik penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih karena pendidikan politik juga berperan aktif untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
“Apa yang dilakukan KPU Sumbar pada pemilu lalu sudah cukup baik, namun perlu adanya inovasi yang lebih ditingkatkan, sehingga pada pemilu mendatang jauh lebih meningkat,” katanya.(givo/mat)