BUKITTINGGI – Walikota Bukittinggi, Erman Safar, mengapresiasi kinerja Banggar dan TAPD Kota Bukittinggi yang telah menyelesaikan pembahasan KUA-PPAS APBD 2023 sehingga dapat disahkan dan ditandatangani.
Hal itu disampaikan Erman Safar dalam rapat paripurna dewan yang berlangsung di Gedung DPRD Bukittinggi, Senin (15/8).
Dikatakanya, Penyusunan KUA dan PPAS Kota Bukittinggi Tahun Anggaran 2023 yang berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bukittinggi Tahun 2023, merupakan penjabaran tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bukittinggi Tahun 2021-2026.
Dalam proses penyusunannya, selain sebagai upaya pencapaian visi dan misi pembangunan daerah, RKPD juga mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2023, sebagai wujud implementasi bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah merupakan bagian dan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Ketua DPRD Bukittinggi, Beny Yusrial sebelumnya menjelaskan, R-KUA PPAS APBD 2023, telah dihantarkan secara resmi oleh Wali Kota pada tanggal 15 Juli 2022 lalu. Selanjutnya, Anggota DPRD, sepakat untuk melakukan pembahasan oleh Badan Anggaran.
Pembahasan telah selesai dilaksanakan dan hasilnya sudah disetujui dalam Rapat Gabungan Komisi dan Paripurna Internal pada tanggal 10 Agustus 2022 sehingga hari ini dapat dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatannya, sebagai landasan untuk penyusunan APBD 2023 nanti.
Anggota DPRD Bukittinggi, M. Angga Alfarici, selaku juru bicara, dalam laporannya menjelaskan hasil pembahasan KUA-PPAS APBD 2023, PAD bertambah sebesar Rp6,3 miliar lebih atau 4,15% dari rancangan awal Rp153 miliar lebih menjadi Rp159 miliar lebih setelah pembahasan. Ini dilihat dari pertumbuhan PAD pada periode 2021 yang digunakan sebagai dasar untuk proyeksi PAD tahun 2023.
Pendapatan transfer bertambah sebesar Rp36 miliar atau 7,69% dari rancangan awal Rp468 miliar lebih menjadi Rp504 miliar lebih setelah pembahasan. Hal ini didukung dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.
Untuk belanja operasi setelah dilakukan finalisasi berkurang sebesar Rp1,7 miliar lebih dari rancangan awal Rp 747 miliar lebih menjadi Rp 746 miliar lebih . Belanja Modal berkurang sebesar Rp 54 miliar dari Rp 200 miliar menjadi Rp146 miliar.
Belanja Tidak Terduga setelah finalisasi disepakati menjadi Rp7.5 miliar. Belanja Transfer disepakati sebesar Rp 10.5 miliar lebih. Untuk Penerimaan Pembiayaan yang berasal dari sisa lebih penghitungan anggaran tahun sebelumnya sebesar Rp 43 miliar.(gindo)