PADANG – Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang Oktoweri, menjadi narasumber kuliah umum pada Summer Course yang digelar Fakultas Teknik Universitas Andalas (Unand), Selasa (25/7).
Bertempat di ruang rapat Dekanat Fakultas Teknik Unand, Summer Course tersebut diikuti sekitar 40 orang peserta. Beberapa di antaranya merupakan delegasi dari mahasiswa asal Jepang, Malaysia, Yaman dan Mesir.
Pada Summer Course dengan tema Praktik Berkelanjutan dalam Industri Semen: Membangun Masa Depan yang Lebih Hijau itu, Oktoweri menyampaikan profil tentang PT Semen Padang sebagai perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang berdiri pada 18 Maret 1910.
Kata Oktoweri, saat ini PT Semen Padang bagian dari SIG bersama dengan PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, Solusi Bangun Indonesia, PT Semen Baturaja dan Thang Long Cement di Vietnam. “Bersama SIG, Semen Padang menjadi leader industri semen di tanah air,” kata Oktoweri.
Selain itu, Oktoweri juga menyampaikan soal kerangka kebijakan dan inisiatif internasional. Salah satunya, tentang SDGs for Cement Industry atau tujuan berkelanjutan untuk industri semen berupa Energi Terjangkau dan Bersih.
Pada tujuan berkelanjutan ini, PT Semen Padang memanfaatkan penggunaan bahan bakar dan material alternatif untuk meningkatkan efisiensi energi melalui memanfaatkan sumber energi terbarukan, termasuk limbah industri yang tentunya dapat membantu industri lain dalam mengelola limbahnya secara aman dan ramah lingkungan.
“Kebijakan dan inisiatif untuk tujuan berkelanjutan ini dilakukan mengurangi penggunaan bahan bakar tak terbarukan dan bahan baku yang berasal dari alam, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujar Oktoweri.
Selain limbah dan sampah terpilah, pada kesempatan itu Oktoweri juga menyampaikan soal kaliandra merah yang juga menjadi sumber energi baru terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk mensubstitusi bahan bakar batubara. Kata Oktoweri, PT Semen Padang saat ini tengah mendorong masyarakat sekitar hutan untuk menanam kaliandra merah.
“Kaliandra merah ini merupakan tanaman bernilai ekonomis. Kayunya, dapat dijadikan sebagai bahan baku biomassa dengan nilai kalori sampai dengan 4500 Cal/gram. Kemudian daunnya, bisa dijadikan sebagai pakan ternak yang berprotein tinggi (20-25%), dan bunganya sebagai nutrisi untuk lebah madu,” bebernya.
PT Semen Padang, sebut Oktoweri, telah mendorong masyarakat sekitar perhutanan sosial untuk menanam kaliandra merah dengan memberikan bibit kaliandra secara gratis. Bahkan, beberapa kasawasan hutan sosial yang telah ditanami kaliandra merah sudah ada yang panen, dan PT Semen Padang siap menjadi off taker dari kaliandra merah yang ditanam masyarakat.
“Selain di kawasan perhutanan sosial, kami juga menanam kaliandra merah di area reklamasi bekas tambang batu kapur Semen Padang. Bahkan, ada sekitar 150 ton kaliandra yang akan diuji coba untuk Pabrik Indarung V yang rencananya dilakukan pada Agustus mendatang,” bebernya. (*)