PADANG – Badan Pusat Statistik (BPS) menilai kredit usaha rakyat (KUR) berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Namun sejauh apa daya dorongnya terhadap perekonomian Sumbar, itulah yang diungkapkan Kepala BPS Sumbar Dr. Ir. Sukardi kepada Anggota Komite IV DPD RI, H. Leonardy Harmainy, Jumat (3/8/2018).
“Saya yakin KUR berdampak. Sangat membantu perekonomian masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Sumbar bagus, pada 2017 sebesar 5,29 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Sukardi.
Menurut dia, pengusaha kecil membutuhkan bantuan permodalan. KUR pun bunganya kecil sehingga sangat membantu usaha mikro dan kecil.
Di Sumbar sektor pertanian paling dominan dan itu umumnya dimiliki masyarakat. Makanya pertumbuhan ekonomi tersebut berdampak besar dan dirasakan langsung oleh masyarakat daerah ini.
Pertumbuhan ekonomi Sumbar pada 2017 itu didominasi sektor pertanian, sebesar 23,55 persen. Sementara sektor perdagangan 15,05 persen dan tranportasi 12,64 persen.
Sementara Leonardy menilai data-data dari BPS bermanfaat terhadap tugas konstitusionalnya dalam rangka kunjungan kerja ke daerah pemilihan terkait pengawasan UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan dengan fokus penyaluran KUR.
“Dilihat dari tiga sektor yang dipaparkan Kepala BPS terlihat dorongan terhadap ketiga sektor: pertanian, perdagangan dan transportasi akan langsung menyentuh masyarakat kecil. Meningkatkan daya beli dan otomatis meningkatkan perekonomian Sumbar,” ujarnya.
Artinya sedikit saja sentuhan terhadap ketiga sektor itu, terutama pertanian punya daya ungkit yang besar terhadap.perekonomian Sumbar. Dengan kata lain, kucuran KUR dari Bank Nagari dan BNI yang telah dikunjungi pimpinan DPRD Sumbar dua periode ini terhadap sektor pertanian dan perdagangan.sudah sangat tepat.
Dia pun menganjurkan kepala daerah dan kepala SKPD terkait, hendaknya bersahabat dengan BPS.
“Mereka punya data pertumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan program atau kegiatan agar tepat sasaran,” tegasnya. (rel/arief)