PADANG – Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, Andani Eka Putra mengatakan pihaknya akan membantu pemeriksaan sampel Covid-19 dari Jakarta. Jumlah sampel yang akan diperiksa sekitar 1.500 sampel per hari.
“Pak Doni (Kepala BNNP) telepon saya, ada masalah besar di Jakarta tentang menumpuknya sampel. Dia meminta bantu pemeriksaan ke Labor FK Unand. Kita menyanggupi dan akan dikirimkan sekitar 1500 sampel per harinya,” kata Andani ketika ditemui di Convention Hall Unand, Senin (14/9).
Dengan bertambahnya pemeriksaan sampel Covid-19 ini, ia meyakini datangnya sampel dari Jakarta tersebut tidak akan mengganggu kuota pemeriksaan sampel Sumbar, karena menurutnya pemeriksaan sampel di labor FK Unand sudah dinaikkan kapasitasnya, dari yang sebelumnya berkisar 2500 sampai 3000 sampel per hari, kini diupayakan bisa memeriksa 4000 sampai 5000 sampel per harinya.
“Sampel dari Sumbar juga menumpuk, tapi sedikit demi sedikit sudah bisa kita urai,” katanya.
Dengan kesediaan labor FK Unand membantu proses pemeriksaan sampel ini, pemerintah pusat memberikan kompensasi dengan penambahan fasilitas di labor FK Unand, seperti mesin ekstraksi dan PCR.
“Mesin ekstraksi sudah datang. Satu unit dari BNPB,” katanya.
Selain itu, Andani juga mengatakan, pihaknya juga akan melakukan penambahan petugas pemeriksa sampel. Saat ini katanya, jumlah petugas berjumlah 70 orang, dan rencananya akan ditambah lagi 10 orang.
“Saya berprinsip, kecepatan dalam mendeteksi itu akan bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, proses pemeriksaan sampel Covid juga diusahakan tidak memakan waktu tunggu yang lama. Setidaknya bisa selesai dalam waktu 3 X 24 jam.
Kemudian, ia juga menilai, penerapan PSBB sama halnya dengan obat keras yang memiliki efek samping yang besar. Contohnya akan berdampak pada perekonomian masyarakat. Masyarakat pun menurutnya juga tidak semuanya akan patuh dengan peraturan tersebut.
“Yang akan lebih efektif, lakukan pembatasan ke luar daerah / provinsi, tidak menggelar pesta perkawinan dan hal-hal yang menimbulkan keramaian. Semua orang harus berpikir sama dalam hal penanganan Covid-19 ini. Cukup lakukan yang soft saja sesuai protokol kesehatan, tidak perlu yang hard,” pungkasnya. (wahyu)