“Kami melaporkan hasil Rakernas yang telah dibuka oleh Presiden. Kami berharap hasil Rakernas ini tidak hanya menjadi catatan di atas kertas, tetapi benar-benar terimplementasi di lapangan,” ujar KH Chriswanto.
Dari program kerja bidang kebangsaan, LDII bekerja sama dengan MPR untuk mendirikan “Sekolah Virtual Kebangsaan”, yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada ulama, pimpinan pondok-pondok pesantren, mubaligh, dan dai-daiyah di seluruh Indonesia.
“Selain itu LDII bekerja sama dengan jajaran Kejaksaan di seluruh Indonesia melaksanakan program Jaksa Masuk Pesantren (Jaksa Keren). Program ini penting untuk menyebarluaskan informasi hukum dan meningkatkan kesadaran hukum di kalangan santri. Melalui Jaksa Keren, ditanamkan juga nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan melalui Empat Pilar Kebangsaan. Kita berharap santri paham tentang hukum sehingga dapat menjauhi hukuman,” ujar Chriswanto.
Dalam bidang ketahanan pangan, Presiden Jokowi telah meminta LDII untuk mengajukan usulan terkait pengelolaan hutan lindung sosial agar tidak terjadi konflik dengan masyarakat sekitar.
“Kami telah mengajukan melalui Pemda di beberapa wilayah seperti Tanah Laut, Blora, Enrekang, Tanjung Selor, dan Bangka Belitung. Saat ini, produksi sudah berjalan setelah kami diberikan amanat oleh Presiden,” papar KH Chriswanto.
Sementara itu, dalam bidang lingkungan hidup, LDII melakukan gerakan ‘Kerja Bersama Bakti untuk Negeri’ berupa kerja bakti secara nasional. Gerakan kerja bakti ini dilaksanakan seleuruh penjuru nusantara dengan melakukan diantaranya menanam pohon, membersihkan sungai, menanam pohon, dan membersihkan lingkungan.
Salah satunya juga bekerja sama melaksanakan bakti sosial bersama Kejaksaan Agung. Gerakan ini merupakan bagian dari implementasi hasil Rakernas yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat. (*)