PARIAMAN – Lokomotif dan gerbong Dang Tuangku, kereta api yang telah purnatugas bakal menjadi museum di Kota Pariaman. Lokomotif dengan nomor BB 303 78 10 tahun 1978 dan gerbong buatan 1958 tersebut, kini tidak berfungsi lagi oleh PT Kereta Api Divisi Regional (Divre) II Sumbar di Simpang Haru, Padang.
Hal ini dikatakan Kepala Divisi regional (Kadivre) II PT KAI Sumbar, Insan Kusuma, Sabtu (1/8) di kantornya, Simpang Haru, Padang dihadapan Walikota Genius Umar dan rombongan.
“PT KAI siap memberikan lokomotif dan gerbong yang tidak digunakan lagi oleh PT KAI dan kini telah ditumbuhi rerumputan di Simpang Haru, Padang,” ucapnya.
Begitupun, untuk mengantarkannya ke Pariaman, PT KAI siap membantu pengangkutannya. Bahkan, Lokomotif dan gerbong yang sudah lama tidak beroperasi ini, nantinya bisa didesain ulang . PT KAI punya tenaga ahli untuk itu.
Kehadiran lokomotif dan gerbong ini ke Pariaman tidak lepas dari upaya dan kegigihan Genius Umar meminta kepada PT KAI, lokomotif dan gerbong PT KAI yang sudah purnatugas bisa di serahkan ke Pemko Pariaman. Oleh Pemko Pariaman akan dijadikan museum.
Kuatnya keingginan Walikota menjadikan lokomotif dan gerbong jadi museum, tidak terlepas dari historis perkereta apian di Kota Pariaman. Kereta api ini sudah menjadi moda transportasi oleh masyarakat Pariaman sejak zaman penjajahan dulu. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya strasiun di dekat Pantai Gandoriah. Stasiun tersebut adalah bangunan Zaman Belanda.
Kata Genius Umar, dengan datangnya lokomotif dan gerbong ini, akan menambah daya tarik wisatawan datang ke Pariaman. Pasalnya, di pantai tersebut, juga telah ada tank baja hasil pemberian dari TNI AL beberapa tahun lalu. Kehadiran tank baja TNI AL ini juga punya historis bagi Pariaman. Karena di zaman penjajahan dulu, Kota Pariaman menjadi Pangkalan TNI AL.
Lebih dari itu, sejak bebarapa tahun terakhir, Kereta Api kembali menjadi moda transportasi bagi masyarakat. Kerjasaman Pemko Pariaman dengan PT KAI, semula jalur kereta api hanya stasiun Pariaman- Padang, kini telah di perpanjang rutenya, yakni Nareh- Stasiun Pariaman- Padang (pulang pergi).
Dengan beroperasinya kembali kereta api ini, membantu masyarakat. Lebih dari itu, menunjang sektor pariwisata di Kota Pariaman. Hal ini bisa dibuktikan, di saat hari libur, masyarakat banyak yang ingin ke Pariaman dengan menggunakan jasa kereta api. “Biaya irit dan nyaman,” tutur Genius Umar. (agus)