JAKARTA – Timnas Indonesia kembali mengulang sejarah dengan lolos ke babak perempat final Piala AFC U19. Sejarah ini tercatat setelah Witan Sulaiman dan kawan-kawan menaklukkan Uni Emirate Arab 1-0 pada laga yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (24/10) malam.
Tim nasional Indonesia mengukir sejarah pertamanya pada Piala Asia Yunior 1978 atau 40 tahun silam. Walau gagal ke semifinal, Indonesia tetap mendapat jalan ke Piala Dunia U-20 dengan adanya sejumlah peserta yang mundur.
Suporter Indonesia bergelora gempita saat Witan Sulaiman membobol gawang UEA di babak pertama. Pada laga ini, Indonesia memang wajib menang setelah laga sebelumnya kalah dramatis 5-6 dari Qatar, yang akhirnya juga lolos ke perempat final dengan status juara grup A.
Puluhan ribu suporter Indonesia semakin dibuat berdebar-debar setelah kapten tim Nur Hidayat mendapatkan dua kartu kuning dan diganjar kartu merah. Sementara para pemain UEA, terus menekan dan menggempur pertahanan Indonesia.
”Kerja keras yang luar biasa dan rahmat Tuhan membuat kita meraih kemenangan penting. Meskipun bermain dengan 10 pemain selama 30 menit, kami tetap meraih hasil bagus. Kemenangan ini akan memberi motivasi besar bagi para pemain untuk berlaga di perempat final,” kata pelatih Indonesia Indra Sjafri seperti dinukil dari pssi.org.
Di babak perempat final, Indonesia dipastikan akan melawan Jepang yang merupakan juara grup B. Sementara Qatar masih menunggu lawan antara Korea Utara dan Thailand. Duel tim ini akan berlangsung di Stadion Patriot pada Kamis (25/10) petang ini.
Jepang, merupakan tim kuat dengan kemampuan individu pemain yang brilian. Di fase grup, Jepang meruntuhkan pertahanan Korea Utara yang dihajar 5-2, juga Thailand yang dibuat tak berdaya dengan skor 3-1. Kekuatan Jepang menjadi ujian kemampuan Garuda Muda.
Pelatih UEA, Ludovic Batelli memuji penampilan tim Indonesia yang dinilai bermain dengan penuh motivasi.
”Tim kami justru tampil buruk secara mental. Pada babak pertama, kami kalah di lini tengah dan pertahanan. Kami kebobolan karena kesalahan besar pemain belakang. Dengan permainan dan mental seperti itu, tidak mungkin kami bisa ke Piala Dunia,” kata Ludovic. (rahmat)