PADANG- dr. Liliriawati Ananta Kahar, SpAn KIC, berhasil meraih gelar doktor Program Studi Ilmu Biomedis Program Doktor Fakultas Kedokteran Unand dengan predikat pujian. Gelar baru yang disandang istri dari dr. H. Rudy Permady Soetrisno itu menambah jumlah doktor di program studi ilmu biomedis.
Ujian terbuka berlangsung Senin (6/3) di aula Fakultas Kedokteran Unand Jati. Penelitian yang diangkat “Hubungan Antara Polimorfisme Lokus rs7041, rs4588, pada Gen Reseptor Protein Pengikat Vitamin D dan Status Vitamin D dengan Mortalitas pada Pasien Sepsis”.
Dengan promotor, co-promotor dan dewan penguji yakni Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH, Dr. dr. Afriwardi, SH, Sp.KO, MA, Prof. Dr. dr Nancy Margarita Rehatta, SpAn, KIC, KNA, KMN,
Prof. Dr. dr Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc. Ph.D, Sp.GK, Prof. Dr. dr. Yusrawati, Sp.OG Subsp-Kfm, MMRS, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Jamsari, MP, Dr. dr. Tinni Maskoen, Sp.An, KIC, KMN, FCCM, Prof. Dr. dr. Delmi Sulastri, MS, Sp.GK Dr. Yusticia Katar, Apt, Dr. dr. Raveinal, Sp.PD-KAI, dr. Fika Tri Anggraini, Msc, PhD, Prof. dr. Hardisman, MHID, DrPH, FRSPH, Dr. dr. Yevri Zulfikar, Sp.B, Sp.U(K) dan Dr. dr. Beni Indra, Sp.An
Dijelaskan, Liliriawati, dia tergerak melakukan penelitian karena banyak pasien sepsis di ICU yang meninggal dari bulan ke bulan. Sepsis menurut Third Internasional Consensus Definition of Sepsis and Septoc Shock adalalah disfungsi organ yang mengancam jiwa disebabkan oleh kegagalan regulasi respon pasien terhadap onfeksi, disfungsi makro serta mikrovaskular dan menyebabkan disfungsi organ.
“Sepsis dengan skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA)>_ 2 meningkatkan risiko kematian lebih 10 persen,” sebutnya.
Di Amerika Serikat, Sepsis merupakan penyebab utama kematian pasien di ICU. Kejadian Sepsis diperkirakan 31,5 juta kasus setiap tahun di seluruh dunia. Dan 19,4 juta diantaranya merupakan Sepsis berat dengan kematian 5,3 juta setiap tahunnya.
“Sedangkan WHO melaporkan pada pasien Sepsis di ICU, diperkirakan terdapat 58 kasus per 100.000 orang per tahun. Dan kejadian mortalitas di rumah sakit lebih dari sepertiga atau 42 persen,” ujarnya lebih jauh.
Di Indonesia, sebutnya, angka Sepsis 30,29 persen dengan angka kematian 11,56 hingga 49 persen. Tambajong tahun 2016 pada pasien ICU RSIP Prof. dr. R. f Kandou Manado mendapatkan 82,8 persen didiagnosis Sepsis. Di ICU RSUP M. Djamil Padang, tahun 2022 terdapat peningkatan mortalitas pasien sepsis dari 11,53 persen menjadi 19,64 persen, dalam waktu enam bulan terakhir (periode Januari hingga Juli 2022).
Definisi vitamin D dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi virus dan bakteri. Kadar serum vitamin D yang rendah saat pasien masuk ke ICU berkorelasi dengan peningkatan kejadian Sepsis dan risiko kematian.
“Berdasarkan penelitian Jhines et al tahun 2001 ada korelasi antara kekurangan vitamin D dan infeksi sepsis berat. Dalam hal ini vitamin D merupakan mediator penting dalam sistim kekebalan dan peran penghambatannya dalam patogenesis Sepsis. Vitamin D dapat mengatur respon imun yang didapat dari bawaan. Vitamin ini mencegah overekspresi sitokin inflamasi dan merupakan mediator penting dalam agregasi leukosit, pembentukan peradangan lokal dan respon anti bakteri dalam imunitas bawaan,” katanya.
“Vitamin D bisa kita dapatkan dari sinar matahari. Antara jam 7 sampai 10 pagi. Vitamin D juga bisa didapati dari nabati seperti kacang-kacangan, kemudian dari ikan. Sumbar punya potensi ikan yang tinggi di sepanjang pesisir. Kondisi ini yang banyak tidak diketahui masyarakat luas,” sebut perempuan kelahiran Watansoppeng Sulawesi Selatan, 29 November-desember 1963 itu.
Pentingnya Vitamin D bagi pasien Sepsis jarang diketahui masyarakat luas. Jika vitamin D cukup, ketika pasien masuk ICU kondisi mereka tidak akan terlalu berat, dibanding dengan pasien yang kekurangan vitamin D.
Edukasi terkat sepsis sendiri terangnya mesti dilakukan petugas masing-masing rumah sakit, puskesmas hingga ke posyandu. Dalam pandangannya sosialisasi tersebut masih minim sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu soal sepsis.
Sementara dalam melakukan penelitian, Liliriawati menghabiskan waktu, dana, tenaga dan pikiran agar dapat mendapatkan hasil penelitian yang optimal, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar bermanfaat untuk umat.
Dia berharap masyarakat luas mengerti dengan kasus Sepsis. Pemahaman itu tentunya bisa didapat lewat edukasi dari pihak rumah sakit, puskesmas hingga posyandu.
“Dengan edukasi, kasus Sepsis bisa diminimalisir ketika seseorang memilik vitamin D yang cukup dalam tubuh. Vitamin ini tidak harus menggunakan tambahan suplemen tapi ada di sinar matahari pemberian Tuhan,” pungkasnya.
Ujian terbuka gelar doktor itu dihadiri orang-orang penting di bidang kesehatan. 107