PADANG — Sepertinya baru kali ini PKS berdinamika menentukan kader terbaik maju sebagai Cagub Sumbar di Pilkada 2020.
Belum sampai 24 jam Mahyeldi menjalani fit and proper test di DPP PPP bersama Audy, Rabu malam giliran Riza Falepi bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Hebatnya lagi Riza bertemu Muhaimin diantar langsung oleh tokoh sentral PKS yang Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Pengamat Politik Sumbar Yosmeri, menanggapi biasa ada dua atau lebih kader terbaik berebut menjadi calon kepala daerah dari partainya.
“Justru menariknya ketika Pak Riza Falepi diantar Pak Irwan Prayitno melakukan lobi-lobi politik. Faktor Irwan Prayitno tentu memberi keuntungan kepada Riza Falepi,”ujar Yosmeri saat bincang menuju Pilkada Gubernur Sumbar 2020, Jumat (28/2) di Padang.
Atau mungkin Irwan Prayitno yang kelasnya ‘begawan’ politik di Sumbar, dalam geografis politik di Sumbar Mahyeldi sebagai Walikota di Padang adalah pasword bagi PKS menghadapi Pemilu 2024.
“Hitungan Pak Irwan Prayitno jauh ke depan. Jika Mahyeldi maju dan memenangi Pilkada tentu Padang sebagai pintu gerbang politik Sumbar lepas dari tongkrongan kader PKS karena yang naik ‘pangkat’, Wakil Walikota Hendri Septa yang note bene kader PAN,”ujar Yosmeri.
Bisa saja kata Yosmeri, menjagokan Riza Falepi, Irwan Prayitno ingin Mahyeldi menyelesaikan amanah rakyat sebagai Walikota Padang.
“Konsekuensi pemimpin mengemban amanah, Mahyeldi meraih suara terbesar masyarakat pada Pilkada Padang 2018 lalu. Di sisi ini Pak Irwan Prayitno tepat,”ujar Yosmeri.
Apalagi semua orang tahu kalau saat debat Pilkada Padang lalu Mahyeldi berjanji tidak berhenti di tengah jalan.
“Ini bisa juga jadi pertimbangan kenapa Pak Irwan Prayitno mendukung Riza. Karena Pak Irwan inginkan Pak Mahyeldi menyelesaikan janjinya saat debat Pilkada dulu untuk memimpin Padang sampai selesai,”ujar Yosmeri.
Sementara pengamat politik FISIP Unand Padang Ilham Aldelano Azre justru menilai rebutan calon di PKS adalah aneh.
“Saya justru menilai aneh dan ada apa, dua calon berebut kapal PKS untuk Pilkada Sumbar. Ini menunjukan dugaan faksi di PKS memang ada. Karena selama ini untuk calon kepala daerah PKS punya standar baku dan selalu dimunculkan satu kader,”ujar Azre.