PADANG – Masjid Raya Sumatera Barat yang megah dan ikonik kini resmi berganti nama menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi.
Peresmian nama masjid ini dilakukan pada hari Minggu (7/7) bertepatan dengan peringatan 1 Muharram 1446 H, dan dihadiri langsung oleh 58 orang keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi.
Pergantian nama ini disahkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, dalam sebuah prosesi khidmat yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting. Diantaranya, Gubernur Sumbar periode 2005-2009 Gamawan Fauzi, Gubernur Sumbar periode 2010-2021 Irwan Prayitno, Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazhar, serta para tokoh adat dan masyarakat Sumatera Barat.
Pemberian Nama untuk Mengenang Sosok Ulama Besar
Pemilihan nama Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi sebagai nama baru masjid ini bukan tanpa alasan. Beliau merupakan seorang ulama besar asal Minangkabau yang sangat dihormati dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi dikenal sebagai Imam Besar Masjidil Haram dan guru dari banyak pemimpin reformis Islam Indonesia, termasuk pendiri Muhammadiyah, Hasyim Asyari, dan pendiri PERTI.
Masjid Ikonik dan Pusat Pembelajaran
Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi ini tidak hanya megah dan indah, tetapi juga memiliki peran penting sebagai pusat pembelajaran adat dan agama Islam di Sumatera Barat. Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 7,5 hektar dan memiliki desain arsitektur yang unik, terinspirasi dari bentuk bentangan kain yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengusung batu Hajar Aswad.
Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2007 dan diresmikan pada tahun 2012. Sejak saat itu, masjid ini telah menjadi salah satu landmark penting di Kota Padang dan Sumatera Barat.
Lebih dari Sekedar Masjid
Dengan nama barunya, Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi diharapkan dapat menjadi lebih dari sekedar tempat ibadah. Masjid ini diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam, pusat pelestarian budaya Minangkabau, dan pusat ekonomi syariah di Sumatera Barat.
Peresmian Disertai Peluncuran Buku
Bersamaan dengan peresmian nama masjid, diluncurkan pula dua buah buku. Buku pertama berjudul “Sejarah Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi” karya Hasril Chaniago, dan buku kedua adalah novel sejarah tentang Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi yang ditulis oleh Khairul Jasmi.
Peresmian nama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi ini merupakan momen penting bagi Sumatera Barat. Diharapkan dengan nama baru ini, masjid ini dapat semakin meningkatkan perannya dalam memajukan syiar Islam dan budaya Minangkabau. Adpsb