PADANG – Hari ini adalah terakhir masa kampanye oleh pasangan calon kepala daerah di pilkada 2020. Pada 9 Desember mendatang adalah waktunya masyarakat menentukan pilihannya untuk kepala daerah 2020-2025.
Fakhrizal calon wakil gubernur nomor urut 3 memilih ke Pesisir Selatan di hari terakhir kampanye. Salah satunya di Kampung Lubuk Sarik Nagari Kambang Utara, Pesisir Selatan.
Sekira pukul 14.30 Fakhrizal dan rombongan sampai di lokasi. Masyarakat sudah menunggu dengan silat dan tarian. Mereka memayungi Fakhrizal dan menampilkan kesenian silat dan tari piring.
Sementara itu, warga Kambang, Rak Ulis (73) dan Marnis (62) mengeluhkan bahwa sering terjadi banjir di daerah ini. Bahkan beberapa hari lalu banjir sampai dada orang dewasa. Hanya sekali dapat bantuan beras.
Jika terjadi banjir, banyak alat-alat rumah yang rusak karena terendam banjir. “Jawi saya pernah hanyut karena banjir, tapi tidak ada bantuan dari pemerintah,” jelas Marnis.
Ia berharap, jika Fakhrizal menjadi Gubernur dapat memperhatikan daerah ini. Bagaimana menuntaskan masalah banjir di sini.
Sebelumnya saat berkunjung ke tapan, ada empat hal yang disampaikan warga ke Fakhrizal jika nanti terpilih menjadi Gubernur Sumbar. Mereka percaya Fakhrizal adalah tipe pemimpin yang berani, amanah, dan mampu mengeksekusi keluhan mereka karena ada 14 Mentri di belakang partai yang mendukung Fakhrizal.
“Ada 4 pengurus suku di Tapan, 65 pemangku adat, ribuan masyarakat Tapan. Kami semua mengharapkan 4 hal dapat diperhatikan Pak Fakhrizal jika terpilih menjadi Gubernur,” ungkap Mukhrizal ketua KAN di Tapan, Sabtu (5/12/2020).
Ia mengatakan Tapan mengalami kedangkalan sungai menyebabkan banjir. “Sudah lama terjadi. Kami harapkan jika diberi amanah Pak Fakhrizal bisa normalisasi sungai,” jelasnya.
Ke dua, masyarakat tapan butuh perhatian di sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi. Tak ada perguruan tinggi di sini, jadi banyak uang yang di Tapan perginya ke luar. Jika dikelola perguruan tinggi di sini akan lebih baik supaya masyarakat Tapan tidak hidup di bawah kemiskinan.
“Kenakalan remaja dominan di sini. Terakhir perlu memperbaiki pemahaman masyarakat tentang desa adat yang sangat kurang,” tutupnya. (rel)