Sekolah Raja terawat dengan baik, halamannya di semen, di depan diberi gerbang yang rancak. Pilarnya dari besi terjaga sampai sekarang. Jika hendak dicat, pemerintah memberitahu pemangku cagar budaya.Murid-muridnya tidak merusak sekolah mereka. Jika Anda lewat di depan Polres Bukittinggi dari Padang Lua, sekolah ada di sebelah kiri. Bangunan yang ikonik. Dijaga sepenuh hati oleh warganya.
ELS Padang
Simpang Kandang, Padang, sejurus jalan menusuk ke Pasar Raya dari arah Sawahan. Jalan lain membelintang kurus dan panjang, pertemuan Jalan Sudirman dan Bagindo aziz Chan. ELS berada di pangkal jalan. Sekarang Jalan Sudirman Nomor 1 Padang. Sekolah itulah yang sudah memprihatinkan karena secara serampangan dijadikan kantor. Ini bermula tatkala SMA 1 yang ada di sana pindah ke gedung baru di Belanti. Gedung baru dibangun sehabis gempa. Semula dalam angan saya yang rakyat badarai, eks SMA 1 Padang itu akan dihibahkan untuk sekolah Bung Hatta, SMP 1 Padang, di sebelahnya, sehingga akan semakin luas dan bisa banyak menerima murid baru. Nyatanya jadi kantor, senasib dengan eks SPG di dekat GOR Agus Salim yang juga jadi kantor Samsat.
Europeesche Lagere School (ELS) didirikan pada 1917, kini berusia 106 tahun. Makin tua, makin dirusak, berbanding terbalik dengan SMA 1 Padang Panjang dan SMA 2 Bukittinggi.Pada 2008, SMA 1 Padang itu direnovasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, atas permohonan pemerintah kota. Pada 2009 hadir sebuah sekolah baru untuk SMA 1 di Belanti. Nilai gedung baru itu Rp39 miliar.
Sebagaimana dilansir Singgalang, eks SMA 1 Padang sudah rusak, sesuatu yang semestinya tidak boleh dilakukan oleh pemerintah kota, tapi dilakukan juga dengan alasan, “kelestarian.” Pengamat menyebut, itu salah kaprah dan melanggar undang-undang. Syarat merehab atau mempermak cagar budaya adalah izin dari instansi terkait. Itu sama sekali tak dilakukan pemerintah kota.
Tampak depannya sudah rusak, karena ditempeli gaya modern, aluminium composite panel (ACP), di dalam beberapa bagian juga rusak. Menurut Arsitek, Yulsi Munir, “dalam kaedah pelestarian tidaklah semudah dan segampang yang disebutkan pemko Padang.”
Pemko dalam situsnya menyebut eks SMA 1 Padang itu sebagai wisata objek sejarah, tapi jika Anda lewat Simpang Kandang cobalah perhatikan benar, tak bersisa lagi wajah sekolah tua itu. Yang ada sudah seperti bangunan biasa saja. (*)