Opini  

Merawat Ekosistem Kelapa, Ada Sambu Group untuk Indonesia

Kepada Topsatu.com, Sabtu (12/11/2022), dia menyebutkan, kelapa merupakan tabungan tanaman tua yang tidak hanya bermanfaat untuk generasi hari ini, tapi jauh ke depan hingga anak cucu kelak. Katanya, saat ekonomi lain macet, tak jarang bagi rakyat yang punya tanaman kelapa, dimana komoditi tersebut menjadi penyelamat ekonomi mereka.

“Artinya, bagi kita generasi hari ini, jangan terlalu mudah tebang-menebang saja,” sebutnya.

Namun demikian, Nurkhalis tokoh yang gigih dalam pemberdayaan petani ini, tak menutup mata akan pentingnya peremajaan tanaman kelapa dimaksud guna menjaga ekosistem perekelapaan itu sendiri.

Untuk itu, sambungnya, perlu pemetaan lahan-lahan pekebunan rakyat yang mana saja, yang mendesak untuk diremajakan. Ini perlu kajian oleh pihak-pihak terkait, termasuk pentingnya campur tangan pemerintah.

“Apakah peremajaan bisa dilakukan tanpa terlebih dahulu harus menebang tanaman kelapa yang sudah ada, ini sangat perlu jadi perhatian. Begitu juga soal bibit hingga pemeliharaan, kiranya juga harus mendapat perhatian pemerintah, dan pihak ketiga yang konsen dengan perkelapaan ini,” ujarnya.

Soal peremajaan, boleh saja dilakukan, tapi sekali lagi, katanya, perlu kajian mendalam tanpa harus terlebih dahulu menebang tanaman yang ada. Apalagi kini, juga sudah banyak bibit-bibit kelapa unggul, yang masa berbuahnya tak terlalu lama. Akan halnya jenis tanaman kelapa berpostur pendek, seperti kelapa hijau genjah, pandan wangi, kopyor, kelapa wulung dan lainnya. Rata-rata kelapa jenis ini sudah bisa dipanen 3-4 tahun.

Kelapa genjah, misalnya, terbilang produktif. Berukuran besar dan berdaging tebal. Jenis kelapa ini ada yang berwarna hijau muda dan ada pula yang berwarna kuning gading.

Yang terjadi selama ini, sebutnya, tak jarang hanya euforia pada pembagian bibit, entah dari pemerintah, pihak swasta hingga partai politik, tapi setelah itu tak ada pengawasan dan pembinaan pada petani. Yang rugi, ya petani. Cara seperti ini ke depan, menurut Nurkhalis, harus jadi evaluasi, sehingga program peremajaan tanaman untuk rakyat ini tak sia-sia begitu saja.

Dia juga minta agar petani jangan dijadikan objek belaka, tapi bagaimana bersama-sama memberdayakan mereka. Termasuk petani yang di lahan mereka punya tanaman tua seperti kelapa ini, seyogyanya juga secara berkala harus mendapat pencerahan, sehingga ekosistem perkelapaan di Tanah Air tetap terjaga. “Bagaimanapun, sebagian besar komoditi kelapa kita masih disumbang oleh petani rakyat, bukan perkebunan besar,” terang Nurkhalis.

Potensi Kelapa Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi kelapa di Indonesia mencapai 2,85 juta ton pada 2021. Nilai tersebut naik 1,47% dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,81 juta ton. Namun, produksi kelapa Indonesia cenderung menurun dalam satu dekade terakhir. Awalnya, jumlah produksi kelapa Indonesia sebesar 3,17 juta ton. Angkanya pun menurun 7,43% menjadi 2,94 juta ton pada tahun berikutnya. Produksi kelapa Indonesia sempat naik 3,85% menjadi 3,05 juta ton pada 2013. Kenaikan tersebut hanya bertahan setahun. Angka produksi kelapa Indonesia terus turun hingga 2020. Produksi kelapa Indonesia baru kembali meningkat pada 2021 setelah turun selama tujuh tahun.