Opini  

Merawat Ekosistem Kelapa, Ada Sambu Group untuk Indonesia

Betapa tidak, dikutip dari laman kemenperin.go.id, Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengakui komoditas kelapa yang cukup berlimpah di Indonesia. Namun begitu, katanya, hilirisasinya masih terbatas pada industri gula kelapa, industri minyak kelapa, industri sabut kelapa, dan industri kelapa terpadu dengan contoh hasil produknya berupa santan dan air kelapa kemasan. Baru berupa produk hilir kelapa yang didominasi oleh produk intermediate yang bernilai tambah rendah. Makanya, sebut Putu, pihaknya mendorong riset dan pengembangan industri pengolahan kelapa di dalam negeri agar menciptakan produk-produk baru.

Ya, yang pasti, industri hasil perkebunan merupakan salah satu bagian dari industri agro yang pada semester I – 2022 memiliki kinerja ekspor sebesar USD14,21 miliar atau 56,6% dari total ekspor industri agro yang mencapai USD25,12 miliar. Salah satunya disumbang oleh komoditas industri hasil perkebunan kelapa, disamping komoditi primadona lainnya seperti kelapa sawit, kakao, kopi, teh dan minyak atsiri.

Kontribusi Sambu Group

Bicara perkelapaan di Indonesia, kontan tak bisa dilepaskan dari peran besar Sambu Group, terutama dalam hilirisasi industri kelapa terpadu, yang telah berhasil membuktikan dirinya menjadi pelopor dalam menghasilkan produk-produk berbahan dasar kelapa di negeri ini.

Dikutip dari laman sambugroup.com, bermula dari kehadiran PT Pulau Sambu pada 1967, yang nilai warisannya dimulai dari semangat perintis Tn. Tay Juhana. Pendiri kelahiran negara Singapura ini berkelana ke Kuala Tungkal di Provinsi Jambi di Indonesia, dan menanamkan semangat dan jiwanya untuk membangun pondasi yang bersifat inovatif dan inklusif secara sosial. Dia lalu memilih untuk mengadopsi kewarganegaraan Indonesia dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk bisnis dan masyarakat.

Selama enam dekade, Tn. Tay Juhana mewujudkan visinya menjadi kenyataan. Semangat perintisnya mengarahkan seluruh industri kelapa ke tempat yang lebih tinggi dan mengembangkan sistem yang berbeda dari yang pernah ada sebelumnya. Model bisnis baru dikembangkan, dari perdagangan kopra menjadi penggilingan kopra, yang pada saat itu belum pernah dilakukan sebelumnya di wilayah tersebut. Dia merevolusi keseluruhan proses yang ada, menghadirkan upaya inovatifnya ke berbagai pelosok dunia. Di bawah naungan inovasinya yang terus-menerus, Sambu Group tak henti-hentinya berusaha untuk memperluas jangkauannya dalam menciptakan hasil yang berguna bagi masyarakat.

PT Pulau Sambu (Kuala Enok) menjadi pabrik pengolahan minyak kelapa pertama Sambu Group. Pabrik tersebut menghasilkan minyak kelapa mentah, minyak kelapa yang dikelantang dan diolah, serta pengekstrak kopra untuk pasar ekspor. Semua produk pada akhirnya dikembangkan dan disertifikasi sesuai dengan standar internasional.

Lalu, ada Pabrik PT Pulau Sambu (Guntung) didirikan pada tahun 1983 untuk menghasilkan produk yang berteknologi tinggi, seperti santan/krim kelapa, bubuk krim santan kelapa, kelapa parut kering, air kelapa, dan arang tempurung kelapa.

Diproduksi dengan menggunakan teknologi Ultra-High Temperature (UHT), krim santan kelapa dalam kemasan dipasarkan dengan merek Kara. Pada waktu itu, krim santan kelapa dalam kemasan merupakan hal yang baru, dan Kara menjadi kebanggaan Sambu Group sebagai jenis produk yang baru di dunia. Bahkan hingga hari ini, Kara menjadi satu-satunya merek yang dipasarkan baik secara nasional maupun internasional (pasar Asia, Oseania, Amerika Utara, Eropa).

Dua puluh enam tahun kemudian, didorong oleh semangat inovasi tanpa henti, Tn. Tay Juhana mendirikan pabrik pengolahan ketiga dan perkebunan kelapa PT Riau Sakti United Plantations pada 1993. Dengan penambahan jumlah pabrik pengolahan, Sambu Group mampu meningkatkan volume produksinya untuk memenuhi permintaan produk berbasis kelapa dari pasar global yang semakin meningkat.

Kemudian, pada tahun 2016, Pulau Sambu Singapore Pte Ltd didirikan sebagai cabang pemasaran, untuk memperluas jangkauan pasarnya ke seluruh dunia. Ekspansi ini dilakukan dengan harapan untuk bisa memberikan kontribusi lebih lanjut bagi pengembangan petani kelapa dan masyarakat sekitar.