PADANG – Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka adalah hak belajar tiga semester di luar program studi.
Program tersebut merupakan amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi.
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat.
Perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.
Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Lantas bagaimana implementasinya di Universitas Negeri Padang (UNP). Rektor UNP, Prof. Ganefri, PhD., mengatakan, konsep merdeka belajar dan kampus merdeka di Sumatera Barat, bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah lama diaplikasikan dalam berbagai bidang pendidikan oleh para tokoh pendidikan di daerah ini melalui filosofi “Alam Takambang Jadi Guru”. Seperti dikembangkan oleh Rohana Kudus dengan mendirikan Amai Setia dan Engku M. Syafei, pendiri INS Kayu Tanam.
UNP, sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Ranah Minang, bahkan menjadikan falsafah itu sebagai moto penggerak lembaga pendidikan dan non kependidikan tersebut.
“Gerakan merdeka belajar sebenarnya telah bersentuhan dengan filosofis orang Minangkabau “Alam Takambang Jadi Guru” yang sekaligus bagi UNP menjadi moto yang telah diwariskan oleh generasi pendiri kampus ini ke generasi berikutnya,” kata rektor.
Bahkan lanjutnya, sampai detik ini, moto itu tetap dijaga dan diinternalisasikan dalam sistem pendidikan di lembaga tersebut, baik dalam bentuk “actual curriculum” maupun “hidden curriculum”.
Merdeka belajar dalam filosofi “Alam Takambang Jadi Guru” berarti menjadikan alam sekitar sebagai sumber belajar, bermakna jauh lebih luas dan lebih bervariasi jika dibandingkan dengan guru di sekolah.
Dengan ini, semua orang akan mendapatkan peluang belajar sepanjang hayat karena didukung oleh ketersediaan sumber belajar yang ada di mana saja.
Belajar dengan alam takambang, maka semuanya akan selalu serasi dan selaras dengan perkembangan, karena pada alam takambang tidak dijumpai keterikatan, keterbelakangan, keterbatasan, kadaluarsa, dan sebagainya.