“Setiap wilayah memiliki status kawasan, di antaranya berstatus Cagar Alam Suaka Alam dan hutan lindung. Ada beberapa wilayah penghasil dolomit dan batu kapur yang diizinkan pertambangan dan ada yang tidak. Untuk wilayah yang berada di zona Cagar Alam Suaka Alam, sangat sulit dalam izin regulasi pertambangannya,”ungkapnya.
Lucky, Investor asal Batam yang tertarik dengan pendirian pabrik berbasis batu gamping dan dolomit, mengungkapkan eksistensi dolomit di dunia sangat tinggi. Khususnya di Sumatera Barat, kapasitas dolomit terbilang cukup tinggi. Ia juga mengungkapkan fokus awal dari produk kerjasama ini nantinya akan diarahkan ke kebun sawit.
“Untuk terjun di dunia usaha, harus mengetahui pasarannya. Untuk awalan produksi, dolomit ini akan dipasarkan ke kebun sawit terlebih dahulu. Setelah berkembang dari tahun ke tahun, barulah akan berfokus kepada produk turunan dolomit lainnya,”ungkapnya.
Chong, tenaga ahli desain pabrik asal Malaysia menuturkan alasan bergabungnya kedalam proyek pendirian pabrik berbasis batu gamping dan dolomit di Sijunjung. Nantinya, dia akan mengatur pendirian pabrik untuk menghasilkan Ground Magnesium Limestone (GML). Terkait permesinan akan didatangkan dari China setelah proses produksi dimulai.
“Saya di sini diundang oleh investor asal Indonesia untuk melihat kemungkinan memulai proyek pendirian pabrik berbasis batu gamping dan dolomit di Sijunjung. Dimana, di daerah ini terdapat dolomit yang mengandung Magnesium Oksida (MgO) dengan persentase yang tinggi. Nantinya saya akan mengatur pendirian pabrik untuk menghasilkan Ground Magnesium Limestone (GML). Seperti yang kita ketahui bahwa GML digunakan sebagai biofeltilizer. Nantinya, jika kerjasama ini sudah mulai ke tahap produksi, peralatan berupa mesin akan didatangkan dari China seperti roller mill,”jelasnya.
Prof. Dr. Eng. Reni Desmiarti, S.T.,M.T menjelaskan kerjasama ini merupakan lanjutan dari kegiatan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada 2021 lalu yang berfokus pada potensi batu kapur yang ada di Nagari Halaban. Ia berharap hasil riset dari kerjasama ini dapat diaplikasikan ke industri dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kegiatan Sosialisai dan Pengambilan Sampel Batu Gamping dan Dolomit di Sijunjung ini merupakan lanjutan kerjasama dari kegiatan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada 2021 lalu. Dengan masih menggandeng ESDM Sumatera Barat diharapkan didapatkan hasil riset yang dapat diaplikasikan di industri serta meningkatkan ekonomi masyarakat,” jelasnya. (*)