Rumah modular adalah rumah yang dibangun dengan sistem modul atau terdiri dari beberapa bagian. Modul atau komponen-komponen bangunan dibuat atau dicetak secara fabrikasi dan nantinya akan disusun dan digabung menjadi suatu bentuk. Misalnya, beton dari batu, semen dan air dicetak di fabrikasi dan nantinya di-install di lokasi proyek. Ada yang dicetak dua dimensi dan ada tiga dimensi.
Selain proses pembangunan yang cepat, menggunakan material prefab hanya membutuhkan tenaga dan waktu yang singkat. Tak hanya itu, biayanya juga terbilang ekonomis jika membangun dalam jumlah banyak.
Sebelum ini, sistem modular sudah digunakan pada proyek-proyek infrastruktur, seperti jembatan. Giliran perumahan dan bangunan gedung yang memanfaatkan sistem modul karena berbagai keuntungan yang ditawarkan, yakni ramah lingkungan, biaya kompetitif, efisiensi waktu, dan aman terlindungi.
VP of Engineering PT Waskita Beton Precast Tbk, Dwiyanto, masih dalam acara talkshow dalam rangka Tempo Media Week 2023 mengatakan, selain keuntungan di atas, keuntungan rumah modular lainnya tentu kualitas yang lebih terjamin karena dikerjakan di pabrik. Kekuatan dan keamanannya lebih dari rumah konvensional. Waktu konstruksi juga bisa direduksi hingga 35 persen. Untuk waktu konstruksi, menurutnya, bisa tujuh hari di luar pondasi dengan kekuatan enam orang. Hanya saja, tantangan produk modular saat ini adalah kepedulian atau kesadaran masyarakat akan upaya menghasilkan nol emisi dari bangunan serta tantangan substitusi penggunaan semen.
“Dan, dari sisi sosial, rumah modular minim waste, tidak tinggalkan limbah. Selain itu, lebih tahan gempa, tahan api, dan bisa menjaga tidak tumbuhnya jamur atau lumut,” kata Dwiyanto.
Saat ini, PT Waskita Beton Precast Tbk sudah membuat beberapa produk bangunan dengan sistem modular, termasuk membuat inovasi modular mobile yang dapat dipindah-pindahkan sewaktu-waktu.
Salah seorang arsitek rumah modular, Novriansyah Yakub mengatakan sudah empat tahun mengembangkan inovasi rumah tinggal modular. Dari pengalamannya, rumah modular bisa untuk rumah tinggal, villa ataupun pembangunan tambahan dari rumah asal.
Pasar rumah modular di Indonesia juga sudah dimanfaatkan oleh PT Panasonic Home Deltamas yang melihat opportunity -nya terbuka luas. Apalagi, semakin bertambahnya populasi penduduk serta bonus demografi yang membuat kebutuhan rumah semakin terbuka.
“Sebenarnya, pengembangan rumah modular secara massif bisa lebih environmet friendly atau berdampak lebih besar terhadap lingkungan,” kata Tri Resandi, Design Planning Manager PT Panasonic Home Deltamas.
Dengan pembangunan secara massif, jejak karbon akan minim. Reduksi emisi Co2 bukan hanya secara unit, tapi lebih ke kawasan. “Bangunan modular yang ramah iklim ini bisa lebih tahan lama walau tidak ditinggali atau long durability, menghindari kelembapan dan kebocoran,” ujarnya.
Secara konsep, rumah modular sebenarnya tidak asing lagi bagi nenek moyang bangsa Indonesia. Pembangunan candi dan rumah panggung di zaman dulu, termasuk beberapa rumah adat tradisional adalah contoh kearifan lokal yang memperlihatkan betapa manusia dulunya bersahabat dengan alam. Teknologi, ketamakan dan gaya hidup instan yang membuat manusia semakin jauh dari alam.
Secara bumi yang semakin rapuh, maka rumah modular adalah solusi strategis untuk tetap menjaga keberlangsungan. Saatnya memberi waktu bagi bumi untuk ‘healing’, memperbaiki dirinya dari kerusakan akibat ulah manusia. (Melda Riani)