Kunci utama upaya besar tersebut, menurut dia, terletak pada kesiapan SDM tenaga pendidik. Untuk itu, memanfaatkan momentum Milad ke-97 tahun ini, seluruh guru di lingkungan Perguruan Diniyyah akan mengikuti pelatihan khusus dengan narasumber kalangan profesional, memanfaatkan teknologi telekomunikasi seperti zoom meeting dan sejenisnya.
Narasumbernya, kata ketua Dewan Pendidikan Kota Padang Panjang itu, sebagian besar berasal dari alumni yang kini sudah berkiprah di berbagai lini kehidupan; mulai dari pejabat pemerintahan dan politisi, sampai kepada pengusaha, dokter, pengacara, kalangan industri, enterpreneur, dan sebagainya.
“Para alumni sudah berkomitmen untuk itu. Mereka menyatakan siap berbagi ilmu dan pengalaman dengan para guru. Bila masanya tiba, maka Diniyyah Puteri sudah memiliki guru yang mampu memenuhi kebutuhan generasi milenial, sekaligus menciptakan santri yang siap memasuki dunia kerja, dan mewujudkan muslimah enterpreneur,” jelas Zizi.
Selain mempersiapkan guru, Diniyyah Puteri juga memperkenalkan arah baru dunia pendidikan di kalangan santri, karena santri hari ini adalah ‘pemain utama’ pada zaman global itu. “Disediakan waktu khusus untuk santri berproduksi, sesuai dengan bidang keahlian, talenta, dan minat mereka. Hasil produksinya harus bisa dipasarkan waktu itu juga.”
Untuk agenda berproduksi itu, imbuhnya, Diniyyah Puteri menyiapkan dan memfasilitasi pada lima bidang keahlian; mencakup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan sains, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), keagamaan, seni, dan olahraga.
Dalam upaya melengkapi sarana pendukung mewujudkan ‘mimpi besar’ Diniyyah Puteri, pada Milad ke-97 kali ini, pemilik perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia Wardah Cosmetics; Nurhayati Subakat, yang juga merupakan alumni Diniyyah Puteri, memberikan bantuan Rp1 miliar untuk membenahi asrama dan fasilitas pendukung lainnya.
Diniyyah Puteri juga meng-upgrade kurikulum QUBA yang dipakai saat ini. QUBA adalah singkatan dari Quran Sunnah, Brain, dan Attitude. Kurikulum ini merupakan interagrasi, dimana Alquran dan Sunnah memimpin kerja otak (brain) yang hasilnya terlihat dari sikap (attitude).
“QUBA saja ternyata tidak cukup. Kini kita upgrade menjadi Quran Sunnah, Qalbu, Brian, dan Attitude. Ada qalbu (hati) yang terbukti menjadi penentu besar bagi manusia dalam menjalani kehidupan ini. Kerja otak dan sikap sepenuhnya diatur oleh qalbu; jantung dan hati,” tegasnya. (Musriadi Musanif)