Grup MIND ID sendiri kini beroperasi di 17 provinsi di Indonesia dengan cakupan pasar global dan menempati urutan keempat, sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia, urutan pertama pemilik tambang emas terbesar, pemain tambang tembaga ketiga di dunia, dan produsen timah terbesar kedua di dunia.
MIND ID diberikan tiga mandat oleh pemerintah yakni: Pengelolaan Sumber Daya Mineral, Hilirisasi industri pertambangan, dan menjadi pemimpin pasar global dengan mengoptimalkan komoditas dan melakukan ekspansi bisnis pertambangan.
Dengan cadangan sumber daya mineral yang besar di Indonesia, MIND ID dipercayakan oleh pemerintah untuk mengelola pasokan cadangan dengan baik. MIND ID melakukan kegiatan eksplorasi secara agresif dan menyusun strategi penguasaan cadangan sumber daya mineral secara komprehensif.
MIND ID juga berperan sebagai perpanjangan tangan negara dalam akuisisi perusahaan mineral pertambangan strategis. Hilirisasi mineral dan batubara (minerba) bertujuan untuk memberikan nilai tambah sehingga menghasilkan dampak dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Dengan mensukseskan hilirisasi di industri pertambangan, Indonesia mampu meningkatkan kinerja ekonomi daerah dan nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru serta meningkatkan nilai komoditas mineral dan batubara.
Program hilirisasi diharapkan dapat terus berlanjut dan mampu mengintegrasikan industri hulu hingga hilir. Potensi komoditas minerba seperti bauksit, tembaga, timah, nikel, dan batubara bisa mendukung penguatan industri turunan seperti industri electric vehicle (EV).
Komoditas tersebut perlu diolah menjadi sebuah bahan baku, untuk mampu menghasilkan produk bernilai tambah lebih baik bagi industri pertambangan Indonesia. MIND ID memperkuat midstream dengan menjalankan Proyek Strategis Nasional (PSN), serta proaktif melengkapi ekosistem industri turunan komoditas yang dikelola oleh Grup MIND ID.
Dalam hal untuk menjadi pemimpin pasar, MIND ID proaktif menjadi arsitektur hilirisasi mineral dan membangun kemitraan strategis yang mendukung Indonesia menjadi global price setter atau penentu harga.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan 16 smelter di tahun 2024 dengan investasi sebesar US$ 11,6 miliar. 16 smelter terdiri dari tujuh smelter di sektor nikel, tujuh smelter untuk bauksit, satu smelter sektor besi, dan satu smelter untuk industri tembaga.
Saat ini Indonesia gencar membangun fasilitas pemurnian mineral terintegrasi. Namun, industri turunan belum tumbuh di Indonesia. Untuk itu, MIND ID terbuka untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan tambang lainnya untuk membangun ekosistem industri turunan di dalam negeri, agar bisa menyerap pasokan tersebut.
Dukungan dari pemerintah menjadi kunci di balik suksesnya industrialisasi pertambangan di Indonesia. Melalui penyerapan industri padat modal seperti smelter dengan mendistribusikan ke industri-industri yang membutuhkan.