PADANG-Setiap kali hujan lebat dan disertai banjir, PDAM di kawasan sekitar Banjir Kanal, Sawahan Timur Padang selalu mati. Sebab ada saja alat yang rusak akibat banjir yang tak terbendung. Itu tak bisa dielakkan. Masyarakat sekitar Banjir Kanal sudah paham dengan kondisi itu. Sebab setiap kali banjir, warga setempat akan melapor ke petugas PDAM. Dari sana mereka tahu. Petugas PDAM tempat melapor menjelaskan kalau ada alat yang rusak. Jika sudah begitu warga tak bisa komplain lebih lama.
Saat air PDAM mati karena faktor alam, paling lama akan hidup lagi malam hari. Namun pernah pada 2018 lalu, kerusakan akibat banjir membutuhkan waktu berhari-hari. Akibatnya masyarakat mengeluh. Dalam keluh kesah Humas PDAM melalui media sosial dan media massa membuat pengumuman tentang adanya armada PDAM yang berkeliling mengantarkan air ke rumah-rumah, untuka memenuhi kebutuhan warga.
Donal, seorang warga Banjir Kanal pun mencari kontak petugas yang menyalurkan air PDAM tersebut. Dia melaporkan kalau warga tempat tinggalnya membutuhkan air. Mengingat banyak keluarga yang punya balita di sana. Mereka tentu butuh air yang lebih banyak dibanding keluarga yang tak punya bayi.
“Baik pak, tolong kirim alamat bapak dengan lengkap dan jelas. Kami akan mengantarkan air ke rumah bapak,” kata seorang petugas ketika dihubungi Donal sore hari.
Dia bersama warga setempat pun menunggu mobil keliling itu datang. Tepat pada pukul 19.00 WIB sebuah mobil tangki air masuk ke komplek rumah Donal. Dia bersama warga lain mengeluarkan baskom, ember, jerigen dan alat penampung air lainnya. Warga antrian menunggu giliran.
“Alhamdulillah, pak PDAM datang. Air saya benar-benar habis. Sedangkan saya punya anak kecil,” kata Ria ketika itu.
Air PDAM yang dibawa dua petugas itu sama bersihnya dengan air yang mengalir dari kran-kran masing-masing rumah warga. Setelah semua penuh dua petugas itu pun membawa mobil tangkinya ke rumah warga lain yang membutukan air. Menurut petugas itu, mereka sudah berkeliling sejak pagi hingga malam hari. Semua untuk memenuhi kebutuhan warga yang PDAMnya mati karena kerusakan bencana alam.
Musim Kemarau
Padang, Sumatera Barat beberapa kali mengalami musim kemarau pada Agustus 2019. Kondisi itu menyebabkan penurunan suply air baku di salah satu intake PDAM Lubuk Peraku. Akibatnya air PDAM sejumlah kawasan tak mengalir.
Lagi-lagi mobil tangki PDAM dengan sigap membawa air segar untuk warga membutuhkan. Salah satu kawasan yang kekeringan ketika itu adalah kawasan Tarantang Lubuk Kilangan. Saat mobil datang warga berebut. Mereka membawa apa saja tempat yang bisa menampung air agar bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan harian.
“Kami benar-benar sangat terbantu oleh PDAM. Setiap kali musim kering PDAM selalu datang mengantarkan air bersih ke kampung kami,” terang Wandi warga Tarantang.
Dia berharap PDAM Kota Padang terus memberikan solusi untuk kesulitan air bersih ketika musim kering yang selalu datang setiap tahun.